1. Sari :
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan batubara yang besar. Salah satu cekungan penghasil batubara adalah Cekungan Sumatera Selatan dengan formasi Muara Enim sebagai pembawa batubara. Formasi ini tersusun oleh material–material vulkanik yang akan mempengaruhi komposisi penyusun batubara yang dapat berubah baik secara fisika maupun kimia, terutama pada komposisi maseral. Studi tentang komposisi maseral penyusun batubara yang terpengaruh material vulkanik ini bertujuan untuk mengetahui perubahan
komposisi maseral dan mineral penyusun batubara yang mungkin terjadi.
Penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk mengetahui karakteristik petrografi
organik batubara yang terpengaruh oleh material vulkanik.
Penelitian ini dilakukan pada batubara Formasi Muara Enim yang berada di Kecamatan Tanjung Agung, Provinsi Sumatera Selatan dan termasuk ke dalam wilayah kerja PT. Sriwijaya Bara Priharum. Analisis pada batubara yang terpengaruh abu vulkanik ini dilakukan pada 30 sampel yang berada tepat di lapisan atas dan lapisan bawah lapisan tuff, serta 3 sampel tuff. Metode analisis yang digunakan adalah petrografi organik pada sayatan poles batubara. Selain itu, digunakan pula metode petrografi sayatan tipis untuk mengetahui komposisi
mineral pada material tuff. Untuk identifikasi mineral pada sampel batubara dan tuff secara lebih detail digunakan metode analisis XRD bulk powder.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui komposisi maseral penyusun batubara di lokasi penelitian didominasi oleh maseral huminite dan liptinite. Pada batubara yang berada di bagian bawah lapisan tuff, disusun oleh maseral yang berbentuk detritus atau hancuran material pembentuk batubara seperti subgrup maseral detrohuminite (kelimpahan 26,00% vol–38,73% vol), sporinite (kelimpahan 2,55% vol–6,55% vol), liptodertrinite (kelimpahan 3,27% vol–8,00% vol), dan inertodetrinite (kelimpahan 0,36% vol–1,82% vol). Kelompok maseral tersebut menandakan adanya input air yang mengandung nutrient ke dalam lingkungan gambut akibat diendapkannya lapisan piroklastik. Pada batubara yang berada di bagian atas lapisan tuff, maseral yang menyusun
mengalami preservasi yang cukup baik ditandai oleh maseral subgrup telohuminite (kelimpahan 26,18% vol–42,73% vol), didukung oleh maseral fusinite (kelimpahan 0,55% vol–2,55% vol), inertodetrinite (kelimpahan 0,36% vol–2,55% vol). Mineral penyusun tuff didominasi oleh mineral lempung, kuarsa, k–feldspar, dan plagioklas. Pada mineral penyusun batubara didominasi oleh kuara, mineral lempung, serta szomolnokit, apatit, anatase, dan boehmit dalam jumlah minor
Kata kunci: batubara, maseral, petrografi organik, lapisan piroklastik, Formasi Muara Enim