Bahas Studi Konservasi Batu Tuf di Candi Plaosan, Dosen Teknik Geologi UGM Hadiri FGD Bersama Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X Unit Bugisan

Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Studi Konservasi Batu Tuf di Candi Plaosan berlangsung di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X Unit Bugisan. FGD ini difokuskan pada pembahasan ilmiah mengenai karakteristik batu tuf sebagai material penyusun utama struktur Candi Plaosan. Dalam diskusi, tim dari Departemen Teknik Geologi UGM yang dihadiri oleh Agus Hendratno, S.T., M.T. memaparkan perkembangan analisis batuan melalui tiga pendekatan keilmuan geologi, yaitu pengujian kuat tekan batuan untuk menilai sifat mekanik, analisis petrografi (sayatan tipis) untuk mengidentifikasi komponen mineral dan tekstur batuan, serta analisis geokimia menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) guna menentukan fase mineral penyusun batu tuf. Ketiga pendekatan ini menjadi dasar penting dalam memahami tingkat pelapukan dan potensi kerusakan batuan pada struktur candi.

Diskusi tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi awal terkait kebutuhan konservasi berbasis data geologi. Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung upaya pelestarian Candi Plaosan melalui pemahaman ilmiah yang lebih mendalam terhadap sifat dan perilaku material batuan penyusunnya. Kegiatan FGD memberikan kesan yang sangat konstruktif dan bermanfaat, terutama karena pembahasan dilakukan secara mendalam dengan pendekatan keilmuan geologi. Kolaborasi antara Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X dan Departemen Teknik Geologi UGM berjalan dengan sangat baik, sehingga menghasilkan diskusi yang kaya akan wawasan mengenai karakteristik batu tuf sebagai material utama Candi Plaosan. Para peserta merasa bahwa kegiatan ini memberikan pemahaman yang lebih jelas dan terukur mengenai kondisi batuan, tingkat pelapukan, serta tantangan konservasi yang perlu ditangani secara ilmiah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan sinergi antara instansi pelestarian budaya dan para ahli geologi dapat terus diperkuat untuk mendukung upaya konservasi cagar budaya berbasis data ilmiah. Diharapkan pula analisis geologi yang sedang berjalan dapat dilanjutkan dengan ketelitian dan dokumentasi yang komprehensif, sehingga hasil studi dapat menjadi dasar yang kuat dalam menentukan langkah konservasi yang efektif dan berkelanjutan. Semoga kegiatan-kegiatan serupa terus dilakukan untuk memastikan pelestarian situs bersejarah berlangsung secara tepat, ilmiah, dan berkelanjutan.(Irvan Fatarwin Lubis)

 

Humas Departemen | Desember 2025