GEMPABUMI LEPAS PANTAI ACEH 11 APRIL 2012: mainly controlled by the oblique subduction

Oleh: Salahuddin Husein, Ph.D.

Gempabumi besar di dasar kerak samudera (lebih tepat lagi: di bagian atas mantel litosfer) lempeng Indo-Australia tanggal 11 April 2012 telah banyak diulas. Skalanya duh Gusti: 8,6 Mw dan disusul 8,2 Mw.
Meski sudah banyak gempabumi sebelumnya pada patahan yang sama, terutama setelah Gempabumi Lepas Pantai Aceh 24 Desember 2004, gempa tempohari itu tetap saja mengejutkan dalam hal intensitas.

Bagi para peneliti gempabumi (atau pembelajar gempabumi, seperti juga penulis) Pulau Sumatera memiliki 4 karakter gempabumi tektonik mengacu pada mekanisme pemicunya, dimana dua kelompok pertama terkait pada datangnya lempeng Indo-Australia dan konvergensinya dengan Paparan Sunda, yaitu: (1) terpicu patahan geser sinistral berarah U-S di kerak samudera Indo-Australia, yang mendekati Palung Sunda dengan kecepatan sekitar 6 cm/tahun; (2) terpicu patahan anjak di kisaran Palung Sunda hingga daerah prisma akresi akibat gaya kompresif sangat kuat dari konvergensi lempeng di sepanjang palung; kelompok ini dipopulerkan oleh Prof. Kerry Sieh dkk sebagai megathrust Sunda/Sumatera.
Dua kelompok berikutnya berada di Pulau Sumatera, namun pada kedalaman dan mekanisme berbeda, yaitu:
(3) gempabumi dalam, umumnya sesar normal, terpicu oleh pergerakan turun lempeng samudera Indo-Australia akibat tarikan gravitasi (slab-pull) dibawah Pulau Sumatera; dan (4) gempabumi dangkal di sekitaran Bukit Barisan akibat pergeseran dekstral Sesar Sumatera.
Keempat kelompok mekanisme tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, namanya juga masih keluarga gempa, bisa akrab juga seperti keluarga Cemara? 😀 read more