Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap bencana gempa bumi karena posisinya berada di wilayah Cincin Api Pasifik. Hal ini menyebabkan desain infrastruktur seperti jembatan harus mempertimbangkan standar ketahanan gempa untuk meminimalisir dampak kerusakan. Salah satu fenomena yang sering terjadi akibat gempa bumi adalah likuefaksi, yaitu kondisi di mana tanah kehilangan kekuatan geser dan sifat tanah berubah menjadi lebih cair ketika dikenai tekanan berulang atau getaran gempa. Fenomena ini dapat menyebabkan kerusakan besar pada struktur infrastruktur, terutama infrastruktur yang berdiri di atas tanah aluvial dengan permukaan air tanah yang dangkal. Penelitian mengenai Likuefaksi dan pengaruhnya terhadap infrastruktur dilakukan di Jembatan Sei Wampu. Area Jembatan Sei Wampu ini juga berada di zona rawan gempa akibat aktivitas Sesar Semangko, yang membentang sepanjang Pulau Sumatra. Oleh karena itu, evaluasi potensi likuefaksi di lokasi ini sangat penting untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan jembatan.
berita
Penulis: Meisya Wahyu Maharani
Pada pemetaan geologi mandiri tahun 2024, saya mendapatkan kavling 97 yang berada pada Kecamatan Keseman, Bringin, dan Padas, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini diawali dengan studi pustaka dan analisis citra DEM (Digital Elevation Model) yang menghasilkan peta geologi tentatif dan peta geomorfologi tentatif. Kemudian, kegiatan pemetaan ini dilanjutkan dengan pengambilan data lapangan dan analisis data. Output dari kegiatan ini berupa pembuatan peta-peta yang pada akhir kegiatan akan ditampilkan dalam bentuk poster yang bersifat informatif terkait kondisi geologi secara lengkap di masing-masing kavling. Peta yang dibuat meliputi peta penyaluran, peta geomorfologi dan profil geomorfologi, peta lintasan, peta geologi dan profil geologi, kolom stratigrafi, serta sejarah geologi untuk memberikan gambaran komprehensif terkait urutan peristiwa geologi yang terjadi di daerah tersebut.
Penulis: Masya Safa Azalia
Pemetaan Geologi merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa program studi Teknik Geologi angkatan 2022 yang sedang menempuh semester 5. Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati kondisi geologi di suatu wilayah yang kemudian menghasilkan output berupa peta-peta seperti peta pola penyaluran, peta geomorfologi, dan peta geologi. Rangkaian pemetaan geologi ini terdiri atas surface mapping dan pengolahan data. Pemetaan lapangan berlangsung dari bulan Juli hingga Agustus dan bulan September hingga November untuk pengolahan data dan analisis laboratorium.
Penulis: Dagma Nayotama
Pada pertengahan Oktober 2024, lima mahasiswa dari Program Studi Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada mengikuti kuliah lapangan di kawasan Waduk Kedungombo. Kegiatan ini diselenggarakan oleh departemen mereka sebagai bagian dari mata kuliah Geologi Teknik. Dengan didampingi seorang dosen pembimbing, para mahasiswa melakukan observasi lapangan untuk mempelajari aspek geologi teknik yang berkaitan dengan pengelolaan waduk, seperti karakteristik batuan, struktur geologi, serta analisis stabilitas lereng di sekitar area waduk. Kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman langsung tentang penerapan teori di lapangan, memperkuat kemampuan analisis geoteknik, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana di daerah tangkapan air.
Penulis: Alviana Machyuniatul Khusna
Halo semuanya! Perkenalkan aku Alviana Machyuniatul Khusna dari Teknik Geologi UGM angkatan 2022, artikel ini berisi cerita singkatku tentang bagaimana aku menjalani KL Bayat hingga KL Mandiri di Sragen-Grobogan, sekaligus merupakan tugas penutup KL ku :D. Kuliah Lapangan ini merupakan mata kuliah wajib, dimulai dari Kuliah Lapangan Bayat, di Klaten hingga Kuliah Lapangan Mandiri, di daerah kavling masing-masing. Kegiatan ini mencakup daerah Zona Kendeng dan memanjang dari Semarang hingga Lamongan.
Penulis: Nabila Cahyani
Kegiatan pemetaan mandiri yang dilakukan berlangsung dari 15 Juli hingga 1 Agustus 2024, yang bertempat di sekitar Daerah Galeh dan sekitarnya, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.
Gambar 1. Daerah Pemetaan pada Lembar Peta Rupa Bumi Gesi No.1508-413
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa geologi dalam melakukan pemetaan geologi, sekaligus sebagai ajang untuk menerapkan ilmu ke lapangan. Selain itu, melalui pemetaan geologi memungkinkan untuk mengamati variasi persebaran batuan dan struktur geologi, yang berkontribusi penting dalam pengelolaan lingkungan dan perencanaan tata guna lahan.
Penulis: Clearesta Dian Maria Banurea
Ini adalah sebuah cerita rakyat daerah Grobogan, cerita ini mengenai kakak beradik yang berkelana memecahkan teka teki, mencari setiap kepingan dari teka teki yang bahkan mereka tidak mengetahui dimana letak kepingan tersebut. Dimulai dari matahari terbit, hingga matahari berada di sebelah barat, begitulah keseharian mereka. Mencari dan terus mencari, mendaki gunung, melewati lembah, menyebrangi sungai, berusaha tetap gigih dan tidak patah semangat. Ya, saling mendukung adalah kuncinya. Sesekali mereka bertemu dengan warga sekitar, berbincang mengenai kerasnya menjalani kehidupan di daerah. Mencari kayu sebagai sumber mata pencaharian, kemudian dijadikan arang, maupun perabotan. Menaiki bukit dengan tujuan mengumpulkan kayu dan turun dengan memikul kayu di pundaknya. Sudah biasa katanya, demi memenuhi kebutuhan pokok dan menyekolahkan anak-anak, dengan harapan tamat SMA sudah dapat mencari penghasilan dan membantu orang tua. Setelah berbincang, kakak beradik tersebut melanjutkan pencariannya. Walau terkadang ada saja hambatan, “lumpur hisap”, dan panasnya terik matahari yang membakar kulit contohnya, tidak menjadi penghambat mereka, justru mereka menganggap hal tersebut lelucon. Di saat menghadapi masalah, terkadang kita perlu untuk meninggalkan pikiran yang membuat lemah dan berpegang teguh pada pikiran yang memberikan kekuatan.
Penulis: Dhia Nabilah Putri
Pemetaan Geologi merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa program sarjana Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Waktu yang digunakan untuk melakukan pemetaan adalah pada libur semester, tepatnya bulan Juli 2024. Untuk lokasinya sendiri, mahasiswa angkatan 2022 mendapat Zona Kendeng yang merupakan deretan pegunungan dengan arah memanjang barat-timur, membentang dari Semarang hingga Lamongan.
Sebelumnya telah dilakukan pengundian untuk menentukan kavling mana yang akan kami petakan. Saya sendiri mendapatkan kaveling 125 yang berlokasi di Desa Sumberbening, Bringin, Bobol, dan Rejuno, yang berada di Kecamatan Bringin, Ngambon, dan Karangjati, termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Ngawi dan Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Luasan daerah pemetaan adalah seluas 20 km2. Kalau berbicara mengenai kavling 125, hal yang paling menonjol adalah keberadaan Waduk Sangiran yang membentang kurang lebih 1/6 bagian dari area pemetaan saya. Waduk ini berbentuk tidak beraturan dan unik, seperti memperlihatkan pola kelurusan yang dapat mengindikasikan bahwa waduk ini terbentuk secara natural serta terkontrol oleh struktur. Selain dimanfaatkan sebagai tempat sarana irigasi, Waduk Sangiran ini juga banyak digunakan sebagai wahana rekreasi. Saya dan teman-teman sekelompok saya juga sempat healing ke sana untuk naik perahu wisata.
Penulis: Althaf Baihaqi
Pemetaan geologi bukan hanya tentang menghasilkan peta, tetapi juga mengungkap rahasia bumi untuk mendukung pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan serta mitigasi risiko geohazard. Melalui kegiatan ini, kita dapat memahami struktur lapisan bumi, menganalisis potensi sumber daya, dan merancang strategi pengelolaan wilayah dengan lebih baik.
Bagi mahasiswa Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM), pemetaan geologi adalah lebih dari sekadar praktik lapangan. Kegiatan ini menjadi wadah untuk menerapkan teori yang dipelajari di kelas ke dunia nyata, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan tekad untuk menjadi agen perubahan di bidang geosains, mahasiswa UGM menjadikan setiap langkah di lapangan sebagai bagian dari perjalanan untuk memahami bumi, melindungi lingkungan, dan membangun masa depan yang lebih baik.
Penulis: Wahyu Zaen
Kegiatan pemetaan geologi dilaksanakan di Desa Kalijambe, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu desk study, pemetaan lapangan, dan analisis laboratorium. Tahap desk study dilakukan dengan analisis data Digital Elevation Model (DEM) dan Geographic Information System (GIS). Tahap selanjutnya adalah pemetaan lapangan berupa observasi dan pengambilan data berupa data morfologi, litologi, stratigrafi, dan struktur geologi. Tahap terakhir adalah analisis laboratorium untuk pengamatan petrografi menggunakan sayatan tipis batuan dan pengamatan paleontologi menggunakan metode ayakan.