Pada tanggal 18 Oktober 2024, Dr. Akmaluddin mendampingi delegasi dari Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Klaten (DISBUDPORAPAR) dalam kunjungan studi banding ke Museum Geopark Batur di Bali. Kunjungan ini diikuti oleh 14 peserta yang dipimpin oleh Purwanto S.Sos. M.Si selaku Sekretaris Dinas, bertujuan untuk mengumpulkan informasi dalam rangka pengembangan Geopark Bayat di Klaten, yang bercita-cita untuk mencapai status Geopark Nasional dan UNESCO Global Geopark (UGG).
Geopark Bayat saat ini masih berstatus Aspiring Geopark dan pemerintah daerah berharap bahwa pengembangannya dapat meningkatkan keanekaragaman budaya dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Dengan mempelajari Geopark Batur, delegasi Klaten berkeinginan untuk menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang dapat mengubah Bayat menjadi destinasi wisata yang menonjol.
Setibanya di lokasi, Dr. Akmaluddin dan delegasi DISBUDPORAPAR disambut hangat oleh I Wayan Gobang Edi Sucipto selaku Ketua Harian Batur UNESCO Global Geopark. Dalam sambutannya, Gobang menekankan pentingnya sinergi antara Badan Pengelola, Pemerintah Daerah, dan Perguruan Tinggi dalam pengembangan geopark. Kolaborasi ini sangat penting untuk mendorong inovasi dan memastikan bahwa warisan budaya daerah tetap terjaga sambil mempromosikan pembangunan ekonomi.
Selama kunjungan, delegasi Klaten berserta Dr. Akmaluddin terlibat dalam diskusi dengan Kepala Destinasi Pariwisata di Bangli dan Kepala Museum Geopark Batur. Mereka berbagi wawasan tentang aspek operasional dari sebuah geopark yang sukses, menyoroti perlunya keterlibatan masyarakat dan praktik berkelanjutan.
Dr. Akmaluddin memanfaatkan kesempatan ini untuk menjelaskan bahwa daerah Bayat berfungsi sebagai laboratorium alam bagi para ahli geologi. Keberadaan Stasiun Lapangan Geologi UGM di Bayat, yang dimanfaatkan oleh berbagai universitas dari Indonesia dan luar negeri, menunjukkan signifikansi geologis daerah tersebut. Ia menunjukkan bahwa Bayat memiliki fitur geologis unik dengan nilai internasional, menjadikannya kandidat kuat untuk status Geopark Nasional dan UNESCO Global Geopark.
Kunjungan studi banding ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Klaten melalui DISBUDPORAPAR untuk mengeksplorasi seluk-beluk pengembangan geopark. Geopark Batur, yang diakui sebagai geopark pertama yang berhasil menjadi Unesco Global Geopark (UGG) pada 20 September 2012, menjadi model bagi penelitian geologi, terutama dalam bidang vulkanologi. Lokasi ini menawarkan beragam material vulkanik yang dapat dipelajari dengan mudah, menjadikannya tempat ideal bagi para peneliti.
Harapan dari kegiatan ini adalah agar pengalaman dan praktik positif yang diamati di Geopark Batur dapat diterapkan secara efektif di Geopark Bayat. Ini termasuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dan memastikan bahwa penduduk setempat mendapatkan manfaat dari peluang ekonomi yang dapat diberikan oleh sebuah geopark.
Sebagai kesimpulan, kunjungan studi ke Museum Geopark Batur merupakan langkah signifikan menuju mewujudkan potensi Geopark Bayat. Dengan mendorong inovasi dan mempromosikan keragaman budaya, pemerintah Klaten bertujuan untuk menciptakan destinasi wisata berkelanjutan yang tidak hanya melestarikan warisan budayanya tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat lokal. (Sumber: Dr.Akmaluddin)
Humas Departemen ǀ Oktober 2024