Dampak Likuifaksi Tanah terhadap Fondasi Bore Pile

Likuefaksi tanah merupakan salah satu bahaya sekunder yang terjadi akibat gempa sehingga menyebabkan lapisan tanah kehilangan kapasitas dukungnya. Hal tersebut akan  memengaruhi stabilitas struktur bangunan. Likuefaksi tanah dapat menyebabkan kerusakan berat pada fondasi bangunan, termasuk penurunan kapasitas dukung, penurunan tanah yang berlebihan, dan perpindahan lateral. Di Indonesia, ancaman likuefaksi menjadi perhatian serius karena wilayah ini berada di jalur cincin api dengan aktivitas seismik yang tinggi. Fenomena ini dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada struktur bangunan, termasuk fondasi bore pile yang biasa digunakan pada proyek infrastruktur seperti jembatan dan jalan layang. Untuk memastikan keamanan struktur yang direncanakan, diperlukan analisis menyeluruh mengenai dampak likuefaksi terhadap kapasitas dukung fondasi bore pile.

Metode yang digunakan

Penelitian mengenai likuifaksi dan pengaruhnya terhadap fondasi bore pile dilakukan oleh Setyadi dkk. (2024) di Purwomartani, Kalasan, Sleman. Data yang digunakan pada penelitian ini antara lain hasil investigasi tanah, uji penetrasi standar (SPT), data air tanah, serta parameter tanah dari uji laboratorium. Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris metode Reese and O’Neil (1989) yang dilakukan untuk menghitung kapasitas dukung aksial fondasi pada kondisi statik dan likuefaksi. Selain itu, simulasi numerik menggunakan perangkat lunak RSPile digunakan untuk memodelkan interaksi tanah-fondasi dan perpindahan lateral akibat beban. Setelah dilakukan analisis kapasitas aksial dan simulasi numerik maka dilakukan perbandingan hasil kapasitas dukung aksial dan lateral pada kedua kondisi untuk memahami pengaruh likuefaksi.

Hasil Analisis dan Mitigasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui kondisi Lapisan tanah terdiri dari pasir dan lanau dengan air tanah dangkal pada kedalaman 1,7 meter. Analisis menunjukkan potensi likuefaksi pada kedalaman 3,5–4,9 m, 12–15 m, dan 19–20 m. Pada kondisi tanpa likuefaksi, kapasitas aksial bore pile sedalam 28 m adalah 6.739,04 kN, yang berkurang menjadi 4.048,75 kN (penurunan 39,92%) pada kondisi likuefaksi. Analisis lateral menunjukkan kapasitas maksimum tanpa likuefaksi adalah 802,00 kN, yang menurun menjadi 759,38 kN pada kondisi likuefaksi (penurunan 5,31%). Berdasarkan data tersebut maka disimpulkan likuefaksi dapat mengurangi kapasitas dukung pondasi dikarenakan adanya penurunan kapasitas dukung aksial hingga 39,92% dan kapasitas lateral hingga 5,31%.

Untuk dapat memitigasi akibat dari adanya likuefaksi maka diperlukan analisis likuefaksi spesifik pada lokasi target untuk mengevaluasi dampaknya, desain fondasi yang mempertimbangkan parameter tanah dan efek likuefaksi serta teknik perbaikan tanah seperti drainase atau grouting untuk mengurangi kerentanan likuefaksi. Studi ini dilakukan sebagai salah satu upaya mendukung SDGs 11 yaitu kota dan pemukiman yang berkelanjutan, yang mana mencakup indikator perencanaan pembangunan, pengurangan risiko bencana, dan perencanaan kota.

 

Daftar Pustaka :

Setyadi, G. P., Rifa’i, A., & Indrawan, I. G. B. (2024). Effects of Soil Liquefaction to Foundation Bearing Capacity Based on Empirical and Numerical Simulation. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1373(1), 012011. https://doi.org/10.1088/1755-1315/1373/1/012011

 

Artikel lengkap dapat diakses melalui https://www.scopus.com/record/display.uri?eid=2-s2.0-85204343786&origin=resultslist&retries=1

 

Anggita Yashahila | Desember 2024