Di Balik Pemetaan Geologi: Cerita tentang Banyu Anget dan Selo Gajah

Penulis: Isma Yogiyana

Pemetaan geologi mandiri para mahasiswa Teknik Geologi Angkatan 2022 Universitas Gadjah Mada dilakukan di sepanjang zona pegunungan Kendeng. Salah satu mahasiswi Teknik Geologi UGM bernama Isma mendapatkan kavling pemetaan yang berada di sekitar Gunung Pandan, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur tepatnya di Kecamatan Gondang. Daerah ini dikenal sebagai daerah dengan kekayaan alam yang melimpah serta potensi geologi yang menarik. Banyak hal menarik yang ditemukan oleh Isma selama pemetaan geologi di daerah ini. Mulai dari mata air panas, gua kecil yang memiliki bentuk unik, hingga bawang merah menjadi komoditas unggulan di daerah ini.

Ketika melakukan mapping ditemukan mata air panas di Desa Jari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Masyarakat setempat menyebut mata air panas ini sebagai Banyu Anget yang memiliki arti “Air Hangat” dalam bahasa indonesia. Keberadaan mata air panas ini merupakan indikasi adanya aktivitas geothermal yang dapat dikaitkan dengan adanya sumber panas dari dalam bumi sebagai zona outflow sistem panas bumi. Namun, sayangnya pemanfaatan mata air panas ini belum optimal dan masih sederhana.

Gambar 1. Banyu Anget yang masih dimanfaatkan secara sederhana oleh warga.

Masih berada disekitar daerah tersebut ditemukan juga gua kecil yang memiliki bentuk yang unik seperti mulut buaya. Tempat ini disebut dengan “Selo Gajah” yang menjadi salah satu objek wisata alam yang menarik bagi masyarakat setempat. Selo Gajah menjadi tempat studi geologi yang menarik untuk mengetahui sejarah geologi tersebut serta menikmati keindahan alam yang menyelimutinya.

Gambar 2. Selo Gajah yang memiliki bentuk yang unik

Daerah ini juga dikenal dengan aktivitas pertaniannya, salah satunya adalah bawang merah yang menjadi komoditas unggulan di daerah tersebut. Banyak petani di Bojonegoro yang mengandalkan bawang merah sebagai sumber pendapatan utama mereka. Saat melakukan mapping, Isma bertemu petani bawang merah yang sedang memindahkan hasil pertanian bawang merah ke dalam truk yang akan didistribusikan ke Kota Nganjuk. Warga setempat melakukan hal tersebut untuk mendapatkan harga pasar yang lebih tinggi. “Disini bawang merah 1 kg hanya delapan ribu rupiah mbak, kalau kita kirim ke Nganjuk lumayan bisa mencapai 16.000 jadi kita ada untungnya” ungkap salah satu petani kepada Isma.

Gambar 3. Para petani bawang merah yang sedang panen

Penemuan Banyu Anget dan Selo Gajah menunjukkan betapa pentingnya pemetaan geologi di Bojonegoro. Selain memberikan pemahaman lebih dalam mengenai sejarah geologi wilayah tersebut, penemuan ini juga membuka peluang untuk pemanfaatan sumber daya alam secara lebih optimal. Pemanfaatan mata air panas sebagai sumber energi geotermal dapat menjadi alternatif yang ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang kondisi geologi di wilayah tersebut dan membuka berbagai peluang untuk penelitian ilmiah, pemanfaatan energi terbarukan, serta pengembangan wisata geologi (geoheritage).

 

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024