Penulis: Sophie Aprodhita
Desa Gogodalem dan sekitarnya di Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, merupakan kawasan yang dipilih untuk kegiatan pemetaan geologi mandiri. Aktivitas ini melibatkan mahasiswa sebagai pelaksana utama, bertujuan untuk memahami karakteristik geologi lokal serta kontribusinya terhadap pemanfaatan lahan dan pembangunan daerah. Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan, yang meliputi pengumpulan data geologi sekunder, pembuatan peta dasar, serta perencanaan lintasan pemetaan. Setelah itu, dilanjutkan dengan observasi lapangan, di mana setiap singkapan batuan, pola aliran sungai, dan struktur geologi dianalisis secara langsung. Setiap titik observasi atau stasiun titik amat (STA) mencatat informasi detail mengenai litologi, struktur, hingga morfologi wilayah. Tahapan terakhir mencakup analisis laboratorium untuk memeriksa sampel petrografi dan paleontologi, yang kemudian dirangkum dalam peta geologi dan laporan akhir.
Hasil pemetaan menunjukkan bahwa wilayah Gogodalem memiliki fitur geologi yang unik dan kompleks. Daerah ini terdiri atas beberapa satuan geomorfologi, seperti perbukitan sesar Kalikurma, sinklin Bancak, punggungan aliran lahar Kalikurma, dan dataran banjir Gogodalem. Keberagaman ini mencerminkan interaksi antara proses tektonik dan vulkanik yang membentuk wilayah tersebut. Stratigrafi lokal terdiri atas tiga satuan utama, yaitu perselingan napal-batupasir karbonatan yang berumur Miosen Akhir, breksi andesit yang berasal dari aktivitas vulkanik Gunung Ungaran pada Pleistosen, serta endapan kerikil-pasir-lanauan yang merupakan hasil erosi dan transportasi sungai pada masa Holosen. Struktur geologi yang dominan meliputi sesar geser sinistral Kalikurma dan lipatan sinklin yang menunjukkan pengaruh aktivitas tektonik dengan arah gaya timur laut-barat daya.
Gambar 1. Foto Singkapan dengan litologi perselingan napal-batupasir karbonatan
Keunikan geologi ini sangat erat kaitannya dengan penggunaan lahan oleh masyarakat setempat, terutama sebagai kawasan perkebunan dan pertanian. Perbukitan sesar Kalikurma dengan tanahnya yang memiliki drainase baik, serta dataran banjir Gogodalem yang subur, mendukung pertumbuhan tanaman seperti padi, jagung, dan karet. Identifikasi pola aliran sungai dan karakteristik tanah melalui pemetaan geologi membantu masyarakat memahami bagaimana memanfaatkan lahan secara optimal tanpa merusak keseimbangan ekologis. Selain itu, informasi tentang potensi risiko bencana seperti banjir dan tanah longsor juga bermanfaat dalam perencanaan mitigasi yang lebih baik.
Tidak hanya untuk pertanian, hasil pemetaan ini juga membuka peluang pengembangan geowisata berbasis potensi geologi lokal. Misalnya, perbukitan sesar Kalikurma dengan formasi batuannya yang unik dapat dijadikan lokasi wisata edukasi, di mana pengunjung dapat belajar tentang proses geologi yang membentuk kawasan tersebut. Dataran banjir Gogodalem juga memiliki potensi sebagai destinasi wisata alam, terutama dengan adanya aliran sungai dan vegetasi yang melimpah. Keberadaan fitur geologi seperti lipatan dan sesar yang dapat diamati langsung juga menjadikan kawasan ini menarik bagi peneliti dan pelajar dalam bidang geologi. Dengan promosi dan pengelolaan yang tepat, geowisata dapat menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat setempat.
Secara keseluruhan, pemetaan geologi di Gogodalem tidak hanya menghasilkan data ilmiah yang mendalam tetapi juga memberikan kontribusi langsung terhadap pengelolaan sumber daya lokal. Dengan memahami hubungan antara karakteristik geologi dan pemanfaatan lahan, masyarakat dapat meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi risiko bencana, dan membuka peluang baru dalam sektor pariwisata. Kegiatan ini menunjukkan bagaimana ilmu geologi dapat menjadi alat penting dalam pembangunan berkelanjutan, sekaligus memperkuat koneksi antara sains, lingkungan, dan masyarakat.
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024