Penulis: Dionisius Arya Sidhajatra Ardhana
Kuliah lapangan geologi merupakan kegiatan mahasiswa S1 Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada yang merupakan mata kuliah wajib untuk pelatihan dalam pemetaan geologi. Mata kuliah ini merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan geologi yang bertujuan untuk memastikan mahasiswa dapat melaksanakan kerja lapangan secara mandiri dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang kondisi di lapangan daerah yang diteliti. Kegiatan ini meliputi pemetaan daerah Bayat, Klaten dan Pegunungan Kendeng.
Pada zona Pegunungan Kendeng Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur tepatnya berada pada Kecamatan Pitu dan Ngancar terdapat sebuah sungai yang bernama Bengawan Solo. Sungai ini berada di dekat Museum Trinil yang merupakan salah satu situs arkeologi yang paling terkenal di dunia. Museum ini dikenal karena penemuan fosil manusia purba, termasuk fosil Homo erectus yang pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois pada akhir abad ke-19. Pada museum ini juga terdapat arah pengambilan fosil yang diambil berada pada pinggir Sungai Bengawan Solo.
Lokasi pengambilan fosil Museum Trinil (dokumentasi pribadi)
Setelah berjalan – jalan di Museum Trinil kelompok saya tertarik untuk menjelajahi area pengambilan fosil museum ini. Di perjalanan kami menyusuri sungai yang berada di dekat museum ini. Setelah berkeliling di tempat pengambilan fosil, sepanjang sungai ini memiliki litologi berupa breksi dan juga endapan dan menurut pendapat kami fosil ini tersisip pada batuan breksi. Pada tempat pengambilan terdapat site bekas penggalian fosil yang sudah terisi oleh air. Kami pun berinisiatif untuk mencari fosil di area ini. Setelah beberapa jam berlalu ternyata sulit bagi kami untuk menemukan fosil karena masih bingung dengan wujud fosil yang ditemukan di area sini.
Akhirnya kami pindah lokasi untuk mencari fosil, kami pindah ke seberang sungai ini. Setelah sampai kami lanjut mencari fosil, fosil ini bisa dikatakan sulit ditemukan oleh kami karena ukuran yang kecil dan nampak seperti fragmen pada batuan. Terdapat bentuk yang aneh diantara fragmen breksi yang lain, bentuknya lebih kotak dan lonjong dengan material berbeda dari fragmen lain. Kami pun senang karena bisa menemukan fosil, berdasarkan pendapat dan pengamatan kami, pada batuan yang berada di seberang Museum Trinil.
Interpretasi fosil pada fragmen batuan breksi (dokumentasi pribadi)
Setelah menemukan beberapa fosil kami pun pulang dan makan bersama ditemani matahari yang sudah mulai terbenam. Pemandangan Sungai Bengawan Solo bisa di buat menjadi geowisata yang menarik wisatawan. Daerah ini mungkin bisa dijadikan wisata keliling menggunakan perahu dengan tujuan site pengambilan fosil Museum Ngawi yang bisa meningkatkan popularitas museum ini serta meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Foto bersama di seberang sungai Museum Trinil (dokumentasi pribadi)
Foto kepulangan menuju basecamp (dokumentasi pribadi)
~Terimakasih kepada Pak Lucas Donny selaku dosen yang membimbing dan teman-teman kelompok 9 Kadang Kiding yang memberi kenangan indah pada pemetaan mandiri kali ini~
Dionisius Arya Sidhajatra Ardhana
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024