Mengungkap Desa Nglebur: Keunikan Geologi Lokal, Potensi Geowisata, Jejak Hewan, dan Kontribusinya bagi Masyarakat

Penulis: Samuel Febriano Arya Saputra

 

Desa Nglebur yang terletak di Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menyimpan kekayaan alam yang tidak hanya terbatas pada hutan jati khas Blora, tetapi juga pada bentang geologinya yang unik. Wilayah ini merupakan salah satu kawasan dengan sejarah geologi panjang, yang terlihat jelas dari variasi batuan penyusunnya. Secara stratigrafi, Desa Nglebur tersusun atas empat formasi utama, yaitu Formasi Lidah, Wonocolo, Ledok, dan Mundu. Formasi Lidah didominasi oleh endapan napal yang mencerminkan lingkungan pengendapan laut tenang, sedangkan Formasi Wonocolo tersusun atas perselingan grainstone dan packstone yang menunjukkan aktivitas pengendapan karbonat berenergi lebih tinggi. Sementara itu, Formasi Ledok memiliki litologi berupa napal dengan sisipan batugamping, dan Formasi Mundu didominasi oleh lempung hitam yang kaya material organik. Keempat formasi ini menjadi saksi bagaimana kawasan Nglebur dahulu merupakan lingkungan laut yang kemudian mengalami perubahan hingga akhirnya terangkat ke daratan akibat aktivitas tektonik.

Keberagaman batuan tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan dibentuk dan dipengaruhi oleh struktur geologi yang rumit. Di Desa Nglebur dapat dijumpai lipatan besar berupa Antiklin Nglebur, Sinklin Nglebur, dan Sinklin Tambi. Selain itu, terdapat pula sesar geser dextral dan sesar naik yang berperan penting dalam membentuk kelurusan morfologi wilayah ini. Hasil dari aktivitas lipatan dan sesar tersebut menciptakan satuan geomorfologi khas, seperti punggungan antiklin Ledok, punggungan antiklin Nglebur, serta lembah sinklin Nglebur. Kombinasi punggungan dan lembah yang teratur memberikan ciri topografi bergelombang pada kawasan ini, sekaligus menambah daya tarik visual dari bentang alam Nglebur.

Gambar 1. Satuan perselingan grainstone dan packstone Fm. Ledok

Dari sudut pandang geowisata, Desa Nglebur memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Salah satu keunikannya adalah keberadaan air terjun alami yang terbentuk akibat kelurusan sesar pada Formasi Ledok. Air terjun ini masih sangat alami dan belum banyak terjamah, karena akses menuju lokasi masih sulit dan harus ditempuh melalui jalur trekking. Namun, justru keaslian inilah yang menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi para pecinta alam dan penjelajah yang ingin merasakan sensasi petualangan di tengah keheningan hutan jati Blora. Dengan pengelolaan yang tepat, air terjun ini berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan berbasis edukasi geologi sekaligus ekowisata yang mengangkat kearifan lokal.

Gambar 2. Air terjun yang ditemukan di Dusun Tambi, Kecamatan Jiken, Blora

Menariknya, saat kegiatan pemetaan lapangan dilakukan di sekitar kawasan ini, ditemukan adanya jejak yang diduga kuat merupakan jejak macan. Temuan ini menambah kesan liar sekaligus menegaskan betapa masih terjaganya ekosistem Nglebur. Meski macan sudah jarang ditemui secara langsung di Blora, kemungkinan adanya satwa besar yang masih melintas di sekitar hutan jati menunjukkan bahwa kawasan ini bukan hanya kaya secara geologi, tetapi juga memiliki nilai ekologis yang penting. Bagi masyarakat, keberadaan satwa liar menjadi pengingat bahwa hutan adalah rumah bersama yang harus tetap dijaga keseimbangannya.

Gambar 3. Perkiraan Jejak Hewan (Harimau atau sejenisnya) di daerah Desa Nlebur

Keunikan geologi Desa Nglebur tidak hanya memberikan nilai akademik atau potensi wisata, tetapi juga manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat sehari-hari. Lembah Sinklin Nglebur, misalnya, telah lama dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang subur. Keberadaan tanah hasil pelapukan batuan dan kondisi drainase yang baik membuat area ini ideal untuk budidaya tanaman pangan yang mendukung ketahanan pangan masyarakat setempat. Di sisi lain, kawasan perbukitan antiklin banyak ditumbuhi pohon jati yang telah menjadi ikon Kabupaten Blora. Hutan jati ini memiliki peran penting tidak hanya secara ekologis, tetapi juga dari sisi ekonomi, karena kayu jati merupakan komoditas berharga yang menjadi sumber penghidupan bagi warga sekitar.

Gambar 4. Lahan pertanian warga dengan asosiasi kondisi lipatan geologi di Desa Nglebut

Keseluruhan kondisi tersebut menjadikan Desa Nglebur sebagai kawasan yang menyatukan keindahan alam, keunikan geologi, dan manfaat sosial-ekonomi. Ke depan, dengan adanya perhatian lebih terhadap pengembangan potensi geowisata seperti air terjun sesar, Desa Nglebur bisa menjadi contoh kawasan yang memadukan ilmu pengetahuan, konservasi lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Identitas Nglebur sebagai desa dengan keunikan geologi sekaligus ikon jati Blora dapat diperkuat melalui pengelolaan yang bijak, sehingga tidak hanya dikenal oleh kalangan akademisi, tetapi juga mampu menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.

 

Humas Departemen | Oktober 2025