Penulis: Tamara Fauzi Handoko
Tiga minggu menghadapi medan cukup sulit, didominasi area ladang gersang, meskipun kontur tidak terlalu curam namun jalan ladang sangatlah menantang. Pemetaan bukan hanya menjadi kegiatan teknis, tetapi juga sebuah perjalanan yang penuh tantangan dan penemuan menarik. Matahari menyengat kulit adalah teman setia Tamara dalam melakukan pemetaan. Rute lapangan – pondokan merupakan rute favorit dalam menjalani hari hari di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan. Sambutan hangat dari warga Bandungharjo dan “pondokan mewah” menjadikan semangat tersendiri untuk menjalani Kuliah Lapangan.
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi “pondokan mewah”
Setiap langkah diiringi dengan pencatatan Buku Catatan Lapangan, pengambilan sampel batuan, pengukuran lapisan dan struktur batuan untuk memetakan formasi geologi dengan akurat. Hari pertama diawali dengan mengincar beberapa titik yang akan dijadikan Stasiun Titik Amat untuk hari selanjutnya. Delapan belas Juli 2024 menemukan sebuah singkapan besar telah termiringkan yaitu “sungai njengat”, itulah istilah yang Tamara gunakan. Mengulik informasi mengenai stratigrafi batuan selama kurang lebih 2 jam, hingga mendapatkan informasi geologi selengkap-lengkapnya. Sembari bercanda gurau dengan warga sekitar yang sedang memancing ikan dimulai dengan cerita horor kuntilanak di bawah pohon bambu hingga mengungkap bahwa singkapan tersebut dulunya merupakan tempat wisata.
Sumber Google Maps “Grojogan Kali Glugu”
Litologi batugamping berlapis pada sungai membuat kenampakan “grojogan” atau air terjun yang sangat indah, tetapi keindahan itu tidak bertahan hingga Tamara datang ke lokasi, entah alasan apa yang menjadikan tempat wisata ini mangkrak. Saat ini keindahan tersebut belum dimanfaatkan kembali dengan semestinya. Keindahannya masih tersingkap dengan bagus meskipun tidak terdapat air yang mengalir karena saat pemetaan adalah musim kemarau.
Dokumentasi pribadi
Litologi napal dan area pertanian menjadi dominan pada daerah ini, ladang jagung dengan sisipan pohon kayu putih menjadi pemandangan indah setiap harinya. Jalan tanah dan berbatu membuat motor beat saya berubah menjadi motor RX-King karena mesin yang lelah. Pengalaman yang sangat mengesankan, kali pertama Tamara jauh dari rumahnya dan harus berhadapan dengan medan yang sangat menguras energi. Masyarakat dengan kesederhanaanya memanfaatkan lahan menjadi area pertanian sebagai sumber penghasilan mereka, berkebun dan panen hasil untuk dijual. Kerendahan hati warga sekitar untuk menerima seorang mahasiswa adalah bentuk support yang berarti dalam jalannya pemetaan ini.
Dokumentasi pribadi
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024