Mengurai Penyebab Banjir: Pendekatan Multiparameter untuk Mitigasi Risiko

Banjir adalah salah satu bencana alam yang sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Dampaknya yang besar, baik secara ekonomi maupun sosial, menjadikan banjir sebagai isu kritis yang memerlukan perhatian serius. Setiap tahun, banjir melanda Luwu Utara, menyebabkan kerusakan pada infrastruktur, lahan pertanian, dan pemukiman, serta mengancam keselamatan jiwa masyarakat setempat. Wilayah Luwu Utara mencakup tiga daerah aliran sungai (DAS) utama, yaitu Rongkong, Balease, dan Amas Sang An. Dengan karakteristik geografis dan hidrologis yang beragam, penyebab banjir di wilayah ini bersifat kompleks dan multidimensional. Faktor-faktor seperti intensitas curah hujan, penggunaan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, dan kerapatan drainase saling berinteraksi menjadi penyebab banjir. Penelitian mengenai banjir di Luwu Utara dilakukan oleh Hendrayana dkk. (2024) dengan tujuan untuk mengidentifikasi parameter-parameter utama penyebab banjir di Luwu Utara dengan menggunakan pendekatan multiparameter.

Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder yang mencakup elevasi, curah hujan, jenis tanah, penggunaan lahan, data aliran sungai, dan data kejadian banjir. Pemrosesan data dilakukan dengan perangkat lunak ArcGIS dan Microsoft Excel. Langkah-langkah utama meliputi analisis hidrologi yang mencakup intensitas curah hujan dan periode hujan. Membuat peta kerentanan banjir yang didasari oleh data kelerengan, elevasi, curah hujan, jenis tanah, kerapatan drainase, dan penggunaan lahan yang kemudian dibagi peringkatnya tiga kelas rendah, sedang, dan tinggi. Terakhir adalah analisis perubahan penggunaan lahan yang dibandingkan menggunakan Climate Change Initiative Land Cover (CCI-LC). Berdasarkan pengolahan data tersebut maka didapatkan hasil bahwa banjir di Luwu Utara disebabkan oleh curah hujan ekstrem dan kondisi fisik lingkungan seperti lereng, elevasi rendah, dan jenis tanah dengan infiltrasi rendah. Daerah hilir DAS sangat rentan terhadap banjir akibat kombinasi intensitas hujan tinggi dan perubahan penggunaan lahan.

Peran penelitian terhadap SDG

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar ilmiah untuk pengambilan keputusan dalam mitigasi banjir dan perencanaan tata ruang yang lebih berkelanjutan di wilayah Luwu Utara. Sesuai dengan SDG nomor 11 yaitu kota dan pemukiman yang berkelanjutan dengan indikator pengurangan risiko bencana, strategi bencana dan manajemen bencana. Adapun upaya mitigasi yang dapat dilakukan yaitu Pembangunan infrastruktur drainase dan kolam retensi di daerah hilir DAS, pencegahan alih fungsi lahan hutan di daerah hulu untuk menjaga daya serap air, dan Penguatan stasiun pemantauan hujan untuk meningkatkan prediksi dan peringatan dini banjir.

 

Daftar Pustaka

Hendrayana, H., Riyanto, I. A., Nuha, A., & Ruslisan. (2024). Multi-Parameter Approach to Determine the Floods Causes in North Luwu, South Sulawesi. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1378(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/1378/1/012004

Artikel selengkapnya dapat diakses di https://www.scopus.com/record/display.url?eid=2-s2.0-85201212951&origin=resultslist

 

Anggita Yashahila Rahimah | Desember 2024