Penulis: Muhammad Desta Renantya Putra
Pemetaan Geologi Mandiri 2025 Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, dilaksanakan di kawasan perbatasan Kabupaten Rembang dengan Kabupaten Tuban, tepatnya di sekitar jalur Jatirogo–Bulu. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari karakter litologi, struktur geologi, dan potensi sumber daya yang terdapat pada kavling yang telah ditentukan. Rangkaian kegiatan berlangsung sejak 3 Juli hingga 26 Juli 2025 dengan fokus utama pada pengumpulan data geologi lapangan yang akurat dan sistematis.
Tahapan pemetaan diawali dengan survei lapangan untuk mengamati singkapan batuan, mengukur orientasi perlapisan, serta mendokumentasikan kondisi singkapan dan bentuk morfologi di lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap singkapan (outcrop observation), pencatatan sifat fisik batuan, dan pengambilan sampel yang kemudian dianalisis lebih lanjut di laboratorium. Kelompok saya berjumlah 5 orang yang dimana terdiri dari saya sendiri, andra selaku ketua KL, Nove Zahra, Tsamara, dan Naufal Hafiz. Dimana kita semua adalah anggota yang dibawah bimbingan dosen Ir. Nugroho Imam Setiawan, S.T., M.T., D.Sc., IPM.
Pada saat pemetaan banyak hal yang dapat di temui. Salah satunya adalah tambang tambang aktif di daerah sana. Kebanyakan sumber daya alam yang diambil adalah batu pasir kuarsa yang dimana memiliki nilai industri yang cukup tinggi. Saya sering bertanya ketika saya bertemu dengan orang lokal sana tentang bagaimana batu pasir yang banyak pengotornya ini bisa menjadi barang yang berguna. Pertama tama melalui proses penambangan kemudian masuk ke proses pencucian, yang lokasinya tidak jauh dari tempat penambangannya saya juga mengunjungi tempat pecuciannya dan mengobrol dengan warga sekitar. Warga mengeluh “karena batu pasir menurut mereka untungnya kalau lagi besar- ya besar banget kalau lagi kecil ya kecil banget”, ungkap salah satu warga. Mereka menyebut biaya pencucian mahal sekali. Oleh sebab itu saya bisa menyimpulkan bahwa batu pasir yang lebih evisien dan lebih untung untuk diperjual belikan adalah batu pasir yang terhindar dari pengotor seperti mineral oksida. Pada saat itu saya juga berpendapat seperti itu kepada warga dan memberikan edukasi sedikit tentang batu pasir kursa mengapa ada di daerah jawa timur dan sekitarnya. Hal tersebut dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya secara efisien di daerah tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa, meskipun selama ini batupasir kuarsa sering diasumsikan sebagai hasil erosi sumber benua (cratonic source), di Jawa Timur ternyata sebagian besar memiliki komponen vulkanik yang signifikan. Sumber vulkanik ini berasal dari busur vulkanik purba Southern Mountains Arc yang aktif sejak Eosen hingga Miosen Awal. Proses letusan eksplosif, seperti erupsi Plinian, menghasilkan endapan abu kaya kuarsa yang kemudian cepat tererosi dan diendapkan kembali. Kuarsa vulkanik ini dicirikan oleh bentuk kristal euhedral atau bipiramidal, adanya melt inclusions, zonasi konsentris, dan tekstur skeletal—fitur yang tidak ditemukan pada kuarsa metamorf.
Proses masuknya kuarsa ke dalam batupasir juga dipengaruhi oleh mekanisme erupsi vulkanik dan kondisi pelapukan tropis. Erupsi eksplosif seperti tipe Plinian dapat menghasilkan abu kaya kristal kuarsa dalam jumlah besar yang cepat tererosi dan tertransportasi ke cekungan pengendapan. Sementara itu, pelapukan kimia intensif di iklim tropis mampu memperkaya kuarsa dalam sedimen dengan menghilangkan mineral-mineral yang kurang stabil seperti feldspar dan litik vulkanik. Akibatnya, walaupun secara tekstur batupasir tersebut bisa tergolong imatur (butiran masih angular), secara komposisi menjadi sangat matang dengan kandungan kuarsa tinggi. Jika cerita lebih singkatnya adalah sebagai berikut, jadi dulunya (sunda land) seluruh nusantara jadi satu kesatuan daratan dimana ada letusan gunung api purba di kalimantan meletus dan membentuk aliran sungai (chanel) yang mencapai jawa timur, dengan ketidak stabilan suhu maka hanya tersisa mineral kuarsa. Setelah itu kuarsa tersebut tersedimentasi dan terkompaksi sehingga terbentuklah batupasir kuarsa ngerayong dan sekitarnya.
Selain keberadaan batupasir kuarsa yang menjadi perhatian, di lokasi tambang ini juga ditemukan endapan batubara. Batubara tersebut berada di sekitar area penambangan dan turut dimanfaatkan oleh warga setempat. Keberadaannya menambah keragaman sumber daya geologi di kawasan ini, sehingga selain potensi sedimen silisiklastik, terdapat pula potensi energi fosil.
Batubara yang ditemukan umumnya memiliki kualitas yang tidak terlalu tinggi atau low grade. Meskipun demikian, warga sekitar tetap menambangnya karena masih memiliki nilai ekonomi. Aktivitas penambangan dilakukan secara sederhana dengan peralatan terbatas, dan hasilnya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan campuran dalam proses pengolahan batubara komersial.
Dalam praktiknya, batubara ini digunakan sebagai bahan campuran dengan batubara berkualitas tinggi (high grade coal). Tujuan pencampuran ini adalah untuk menjaga nilai jual yang kompetitif di pasaran, sekaligus mengurangi potensi kerugian saat transaksi penjualan. Dengan cara ini, batubara lokal tetap memiliki peran dalam rantai distribusi energi, meskipun kualitasnya berada di bawah standar batubara unggulan. Berikut yang saya tangkap dari warga sekitar dan pengetahuan umum geologi batubara.Batu bara tersebut juga di endapkan pada miosen tengah hingga akhir berada pada backshore. Dimana diperngaruhi pemanasan geoternal dan secara bertahap berubah menjadi gambut. Lapisan batubara tipis hingga sedang terbentuk di antara sedimen selama fase rawa. Saat lingkungan berubah menjadi zona pantai akibat transgresi-regresi, endapan pasir kuarsa mulai terbentuk. Proses gelombang dan pasang surut mencuci sedimen, menyisakan pasir kuarsa bersortir baik yang sering berada di atas, berdekatan, atau terjebak bersama lapisan batubara Ngrayong. Penambangan pasir kuarsa di area tertentu dapat menyingkap batubara ini.
Hasil pemetaan di kavling ini diharapkan memberikan kontribusi nyata bagi berbagai aspek lokal. Salah satunya adalah penyediaan data mengenai sebaran dan ketebalan endapan pasir kuarsa yang dapat dimanfaatkan untuk merencanakan penambangan secara lebih efisien dan berkelanjutan. Informasi ini penting untuk memaksimalkan potensi sumber daya sekaligus mengurangi pemborosan dalam proses penambangan.kalau untuk dijadikan daerah wisata kurang cocok karena morfologinya yang sudah terdenudasi dan terkeruk oleh tambang sehingga daerah ini lebih cocok untuk dijadikan daerah industri
Selain itu, data geologi yang diperoleh dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya mitigasi dampak lingkungan, khususnya pada area tambang yang sudah tidak aktif. Informasi ini bisa mendukung langkah-langkah seperti rekultivasi lahan atau pengelolaan wilayah pascatambang agar tetap bermanfaat dan aman bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian, kegiatan pemetaan tidak hanya fokus pada potensi ekonomi, tetapi juga pada aspek kelestarian lingkungan.
Tak kalah penting, dokumentasi singkapan dan proses geologi di daerah ini berpeluang dikembangkan sebagai sarana edukasi, baik bagi pelajar maupun wisatawan. Letaknya yang strategis di sepanjang jalan utama membuatnya mudah diakses, sehingga potensial menjadi lokasi pembelajaran lapangan atau wisata edukasi. Oleh karena itu, Pemetaan Geologi Mandiri 2025 di perbatasan Kabupaten Rembang–Tuban bukan hanya memberikan manfaat akademis bagi mahasiswa, tetapi juga mendukung pengelolaan sumber daya dan pelestarian lingkungan setempat.
Humas Departemen | Oktober 2025