Optimalisasi Laju Infiltrasi Tanah di Kecamatan Gunungpati, Semarang

Kecamatan Gunungpati, yang terletak di bagian selatan Kota Semarang, merupakan kawasan strategis yang berperan sebagai daerah penyangga untuk menjaga keseimbangan ekosistem perkotaan. Namun, pesatnya urbanisasi di Semarang telah memengaruhi kondisi lingkungan di Gunungpati. Kebijakan ekspansi kota ke wilayah selatan menyebabkan berkurangnya ruang terbuka hijau, meningkatnya zona kedap air, dan menurunnya area resapan air. Dampaknya adalah meningkatnya risiko banjir, dengan tiga kejadian banjir tercatat di Gunungpati antara tahun 2018 hingga 2022. Proses infiltrasi tanah, yang mencerminkan kemampuan tanah untuk menyerap air, menjadi faktor kunci dalam mitigasi banjir. Laju infiltrasi tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti penggunaan lahan dan kemiringan tanah. Perubahan pola penggunaan lahan, termasuk meningkatnya area permukiman dan aktivitas pertanian, serta variasi topografi, dapat mengurangi efektivitas infiltrasi.

Pengaruh penggunaan lahan dan kemiringan tanah

Aufar Kharis dkk. (2024) melakukan penelitian pengenai pengaruh penggunaan lahan dan variasi kemiringan terhadap laju infiltrasi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi penggunaan lahan dan kemiringan tanah di Kecamatan Gunungpati serta hubungannya dengan laju infiltrasi. Dengan menggunakan pendekatan berbasis Sistem Informasi Geografis (GIS). Penelitian dilakukan di wilayah Gunungpati yang mencakup area seluas 53,99 km². Data penggunaan lahan diperoleh dari citra satelit Google Earth, sementara data kemiringan tanah dianalisis menggunakan model elevasi digital (DEM) dari DEMNAS. Klasifikasi penggunaan lahan dan kemiringan tanah dilakukan berdasarkan pedoman Dirjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan (1998), kemudian dianalisis dengan overlay berbasis GIS untuk menghasilkan peta laju infiltrasi tanah yang mencerminkan pengaruh kombinasi penggunaan lahan dan kemiringan tanah.

Wilayah penelitian didominasi oleh permukiman, sawah, badan air, dan lahan terbuka, yang mencakup 33,7% dari total area. Sebaliknya, hutan kering primer dan sekunder hanya mencakup 21,8%, menunjukkan penurunan signifikan area resapan air alami. Sebagian besar wilayah memiliki kemiringan bergelombang (15–25%), yang mencakup 29,3% dari total area. Wilayah dengan kemiringan datar (<8%) mencakup 19,8%, sementara kemiringan sangat curam (>40%) hanya mencakup 7%. Hasil overlay data menunjukkan bahwa laju infiltrasi moderat mendominasi wilayah penelitian, mencakup 43,7% dari total area. Wilayah dengan infiltrasi sangat cepat hanya mencakup 1,8%, sedangkan infiltrasi sangat lambat mencakup 3,9%. Variasi pola penggunaan lahan dan kemiringan tanah terbukti memiliki pengaruh besar terhadap distribusi laju infiltrasi di wilayah ini.

Studi Optimalisasi dalam upaya mendukung SDGs

Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa dominasi permukiman dan zona kedap air telah secara signifikan mengurangi laju infiltrasi tanah di Gunungpati. Dengan laju infiltrasi moderat sebagai kategori utama, langkah-langkah untuk meningkatkan area resapan air sangat diperlukan. Rekomendasi termasuk penambahan ruang terbuka hijau dan perencanaan tata ruang yang lebih berorientasi pada keberlanjutan lingkungan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi perencanaan tata ruang yang berkelanjutan dan manajemen sumber daya air yang lebih baik sesuai dengan SDGs nomor 15 yaitu ekosistem daratan yang mencakup indikator tutupan lahan dan SDGs nomor 11 yaitu kota dan pemukiman yang berkelanjutan dengan indikator pengurangan risiko bencana dan banjir.

 

Daftar Pustaka

Aufar Kharis, H., Septio, G., Firmansyah, W., & Budianta, W. (2024). The Influence of Land Use and Slope Variation to Soil Infiltration Rate on Semarang City, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1373(1), 012024. https://doi.org/10.1088/1755-1315/1373/1/012024

 

Artikel selengkapnya dapat diakses di https://www.scopus.com/record/display.url?eid=2-s2.0-85204355945&origin=resultslist

 

Anggita Yashahila Rahimah | Desember 2024