Penulis: Raihan Arandasatya Budi
Pemetaan geologi merupakan salah satu fondasi utama dalam ilmu kebumian. Kegiatan ini tidak hanya menuntut pemahaman teoritis tentang struktur dan komposisi batuan, tetapi juga kemampuan aplikatif dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mendokumentasikan kondisi geologi suatu area secara langsung di lapangan. Bagi mahasiswa Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada angkatan 2023, kuliah lapangan pemetaan geologi menjadi momen penting untuk mengaplikasikan seluruh pengetahuan teoritis ke dalam praktik nyata.
Kegiatan kuliah lapangan ini dilaksanakan di Kabupaten Pati, tepatnya di wilayah selatan-tenggara Pati mendekati area Wirosari. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada kompleksitas geologi regional yang menawarkan beragam formasi batuan dan struktur geologi untuk dipelajari. Area pemetaan mencakup kaveling berukuran 4 kilometer x 5 kilometer per mahasiswa, memberikan tantangan tersendiri dalam penguasaan metodologi pemetaan geologi secara mandiri.
Persiapan kegiatan dimulai sekitar tiga bulan sebelum pelaksanaan melalui survei pendahuluan. Tim melakukan peninjauan lokasi untuk menentukan base camp dan mengurus perizinan administratif. Setelah berkomunikasi dengan kepala desa dan perangkat desa setempat, kami memperoleh tempat tinggal milik Ibu Mun di Kecamatan Wukirsari. Proses ini melibatkan penyerahan surat jalan sementara sebagai legalitas kegiatan akademik di daerah tersebut.
Tahap persiapan ini memberikan gambaran awal tentang kondisi sosial masyarakat setempat dan aksesibilitas menuju lokasi pemetaan. Komunikasi dengan pihak desa menjadi kunci penting dalam membangun hubungan baik antara tim peneliti dan masyarakat lokal, sekaligus memastikan kelancaran operasional selama masa pemetaan.
Pemetaan dilaksanakan selama dua minggu penuh dimulai tanggal 2 Agustus 2024. Tim terdiri dari lima mahasiswa, masing-masing bertanggung jawab atas satu kaveling secara mandiri. Setiap anggota tim didampingi porter untuk membantu navigasi lapangan dan memberikan informasi lokal tentang kondisi geografis area pemetaan.
Metodologi pemetaan mengikuti standar prosedur geologi lapangan, meliputi pengukuran strike-dip, identifikasi litologi, penentuan struktur geologi, analisis geomorfologi, dan dokumentasi singkapan batuan. Setiap data direkam dalam peta dasar dan buku catatan lapangan untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan menjadi peta geologi akhir.
Selama proses pemetaan, berbagai tantangan muncul, terutama berkaitan dengan dominasi litologi batugamping di hampir seluruh area kaveling. Kondisi ini sempat menimbulkan kekhawatiran apakah metodologi yang diterapkan sudah benar atau memang karakteristik geologi area tersebut didominasi formasi karbonat. Setelah berdiskusi dengan anggota tim lain, ternyata kondisi serupa juga dialami di kaveling- kaveling yang berdekatan.
Identifikasi litologi menunjukkan dominasi batugamping berlapis yang berasal dari Formasi Bulu, sesuai dengan peta geologi regional. Namun, eksplorasi lebih lanjut berhasil mengungkap keberadaan litologi lain seperti batupasir, batulanau, dan batuserpih. Salah satu temuan menarik adalah struktur antiklin mayor yang terekam di bagian timur area kaveling, memberikan konfirmasi terhadap data geologi regional.
Kegiatan pemetaan dibimbing oleh Ibu Kartika Palupi Savitri, dosen Teknik Geologi yang dikenal dengan panggilan Bu Avi. Beliau baru saja menyelesaikan studi lanjut di luar negeri dan dikenal memiliki standar akademik yang tinggi. Pada minggu pertama pemetaan, dilaksanakan sesi rekonais untuk evaluasi progress dan konsultasi temuan lapangan.
Sesi rekonais menjadi momentum penting untuk diskusi mendalam mengenai interpretasi data geologi. Banyak mahasiswa memperoleh masukan untuk revisi metodologi dan perbaikan kualitas data. Bu Avi juga melakukan preview langsung ke beberapa kaveling untuk memberikan guidance teknis dan memastikan standar pemetaan terpenuhi.
Aspek sosial tidak kalah penting dalam kegiatan ini. Kehadiran porter dari berbagai background, termasuk mahasiswa dari Universitas lain di Jurusan Pertambangan, memberikan dinamika tersendiri. Mereka tidak hanya membantu navigasi lapangan tetapi juga menjadi teman diskusi mengenai perspektif geologi dari sudut pandang berbeda.
Pada pertengahan kegiatan, tim menyempatkan refreshing di Alun-alun Pati untuk mengurangi tekanan kerja lapangan.

Momen ini juga bertepatan dengan masa purna tugas para porter. Suasana perpisahan terasa haru karena selama beberapa hari mereka telah menjadi partner kerja yang membantu kelancaran pemetaan.
Hari-hari setelah kepergian porter memberikan pengalaman berbeda. Pemetaan dilakukan secara benar-benar mandiri tanpa pendamping, menciptakan suasana yang lebih sunyi namun memberikan tantangan tersendiri dalam hal kemandirian dan problem- solving di lapangan.
Minggu kedua ditutup dengan sesi rekonais final. Bu Avi meminta kelengkapan data geologi yang masih kurang dari sesi sebelumnya. Setiap mahasiswa melakukan presentasi singkat mengenai temuan geologinya menggunakan media peta hardfile berisi distribusi litologi, data strike-dip, struktur geologi, peta lintasan, peta geomorfologi, kolom stratigrafi sementara, dan sayatan geologi.
Presentasi ini menjadi evaluasi akhir sekaligus refleksi terhadap capaian selama dua minggu pemetaan. Diskusi intensif terjadi mengenai interpretasi struktur, korelasi litologi antar kaveling, dan kesesuaian dengan geologi regional. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama sebagai dokumentasi akhir sebelum kepulangan ke Yogyakarta.
Kegiatan pemetaan menghasilkan berbagai output teknis berupa peta geologi, peta lintasan, peta geomorfologi, kolom stratigrafi, dan sayatan geologi. Setiap mahasiswa berhasil menyelesaikan pemetaan mandiri pada kaveling masing-masing sekaligus berkontribusi dalam penyusunan peta geologi terintegrasi untuk seluruh area studi.
Data yang terkumpul mencakup pengukuran struktur geologi, identifikasi formasi batuan, analisis hubungan stratigrafi, dan interpretasi sejarah geologi regional. Temuan struktur antiklin mayor menjadi validasi terhadap model geologi regional dan memberikan kontribusi data untuk penelitian lebih lanjut.
Pengalaman pemetaan mandiri memberikan pembelajaran berharga mengenai metodologi kerja geologi profesional. Mahasiswa belajar mengelola waktu secara efektif, membuat keputusan teknis secara independen, dan menyelesaikan masalah lapangan dengan sumber daya terbatas.
Interaksi dengan masyarakat lokal mengasah kemampuan komunikasi dan adaptasi sosial. Kerja sama dalam tim meskipun dengan tanggung jawab individual melatih kemampuan koordinasi dan sharing knowledge. Pengalaman ini menjadi simulasi kondisi kerja di industri geologi yang sesungguhnya.
Kegiatan kuliah lapangan ini memiliki relevansi tinggi dengan tuntutan dunia profesional. Metodologi pemetaan yang diterapkan mencerminkan standar kerja di perusahaan eksplorasi sumber daya mineral, konsultan geologi, maupun lembaga penelitian kebumian. Kemampuan bekerja mandiri di lokasi terpencil dengan fasilitas terbatas menjadi bekal penting untuk karier di bidang geologi. Pengalaman mengelola data lapangan, membuat interpretasi geologi, dan menyajikan hasil dalam bentuk peta dan presentasi merupakan keterampilan inti yang dibutuhkan dalam profesi geolog. Interaksi dengan masyarakat juga memberikan insight tentang aspek sosial dalam proyek geologi, terutama berkaitan dengan community relations dan social license to operate.
Evaluasi terhadap kegiatan ini mengidentifikasi beberapa area untuk perbaikan, terutama dalam hal struktur kerja dan manajemen waktu. Pemetaan mandiri membutuhkan perencanaan yang lebih sistematis dan metodologi yang lebih terstruktur untuk mengoptimalkan hasil. Pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga tentang pentingnya persiapan matang dan adaptabilitas dalam menghadapi kondisi lapangan yang dinamis. Kemampuan interpretasi geologi perlu terus diasah melalui studi literatur dan diskusi dengan praktisi berpengalaman. Integrasi data antar kaveling juga membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang korelasi stratigrafi dan kontinuitas struktur geologi regional.
Keberhasilan kegiatan kuliah lapangan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Apresiasi yang mendalam disampaikan kepada Bu Avi selaku dosen pembimbing atas bimbingan teknis dan motivasi selama kegiatan berlangsung. Masyarakat Desa Wukirsari dan sekitarnya di Kabupaten Pati telah memberikan dukungan logistik dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kegiatan akademik.
Para porter yang telah mendampingi pemetaan memberikan kontribusi signifikan dalam kelancaran operasional lapangan. Solidaritas dan kerja sama tim antar anggota kelompok menjadi kunci sukses dalam menyelesaikan tantangan pemetaan mandiri. Pengalaman ini membuktikan bahwa pencapaian terbaik lahir dari kolaborasi yang harmonis antara semua pihak yang terlibat.
Kuliah lapangan pemetaan geologi di Kabupaten Pati menjadi milestone penting dalam perjalanan akademik mahasiswa Teknik Geologi UGM angkatan 2023. Pengalaman ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis tetapi juga membentuk karakter profesional yang siap menghadapi tantangan dunia kerja geologi. Peak event ini akan selalu dikenang sebagai momen transformatif dari mahasiswa menjadi calon geolog profesional yang kompeten dan berkarakter.
Humas Departemen | Oktober 2025