Pemetaan Geologi Kavling 33: Identifikasi Litologi, Struktur, dan Manfaat Lokal

Penulis: Irsyad Damar Parikesit

 

Pemetaan geologi di kavling 33 dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi satuan batuan, struktur geologi, dan potensi sumber daya yang ada di wilayah tersebut. Kegiatan ini mencakup pengamatan litologi, pengukuran orientasi kekar,sesar, dan lipatan menggunakan kompas geologi dan instrument lainnya, pengambilan sampel batuan, serta dokumentasi morfologi daerah. Lokasi pemetaan berada di, Desa Tempuran Kecamatan Blora, Kabupaten Blora dan Sekitarnya, dengan medan berbukit curam yang didominasi lahan pertanian,perkebunan, dan hutan sekunder. Kondisi ini menuntut penggunaan teknik random sampling dan perekaman data secara detail agar informasi geologi terekam secara maksimal.

 

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa daerah kavling tersusun atas batupasir tufan berwarna abu-abu kecoklatan yang berasosiasi dengan sisipan batulempung, mengindikasikan lingkungan pengendapan fluvial–volkanik. Struktur geologi yang dijumpai meliputi struktur geologi dengan orientasi gaya utama dominan utara-selatan dan indikasi Lipatan  dengan arah relatif timur–barat. Morfologi wilayah berbentuk perbukitan bergelombang sedang, dengan lereng curam pada bagian utara akibat pembangunan waduk yang berada ditengah-tengah kavling. Keberadaan pola struktur yang teridentifikasi mengarah pada pengaruh aktivitas tektonik.

Hasil pemetaan di kavling ini merupakan upaya untuk melatih mahasiswa Teknik geologi ugm dalam melakukan pemetaan geologi secara langsung di lapangan, sekaligus menghasilkan data yang diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat. Informasi orientasi struktur dan jenis litologi dapat digunakan untuk menentukan zona rawan bencana dan menyesuaikan tata ruang wilayah. Data struktur yang diperoleh juga sangat penting untuk mitigasi bencana terkait aktivitas tambang tradisional rakyat yang banyak terdapat di daerah pemetaan, sehingga potensi risiko runtuhan atau longsor dapat diidentifikasi lebih awal (mendukung SDGs 11). Selain itu, data yang dikumpulkan berpotensi menjadi bahan penelitian lanjutan terkait aktivitas geologi dan pembentukan endapan sedimen di wilayah ini. Dengan demikian, kegiatan pemetaan tidak hanya memberikan gambaran geologi lokal, tetapi juga mendukung pengambilan keputusan berbasis data untuk keberlanjutan lingkungan.

 

Humas Departemen | Oktober 2025