Potensi Kavling 16 Sebagai Produsen Jagung dan Tebu di Kecamatan Sumberlawang dan Sekitarnya, Kabupaten Sragen

Penulis: Rahmadini Choirunisa

Pemetaan Geologi Mandiri 2024 merupakan salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum Program Studi Sarjana Teknik Geologi UGM. Dimana setiap mahasiswa akan memperoleh kavlingnya sendiri untuk diteliti aspek-aspek geologinya, seperti bentuk morfologi, persebaran litologi, struktur geologi hingga potensi positif dan negatif dari suatu singkapan/batuan yang ditemukan. Secara administratif, wilayah kavling 16 meliputi Desa Pagak, Tlogotirto, Sono, Pare, Tempelrejo, Cepoko dan Jati yang terletak pada Kecamatan Sumberlawang, Mondokan dan Tanon, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Daerah pemetaan memiliki luas sebesar 20 km2, dengan panjang vertikal 5 km dan lebar horizontal 4 km (5km x 4 km).

Hal yang harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan pemetaan, yaitu mempersiapkan peta tentatif yang meliputi peta pola penyaluran tentatif, peta geomorfologi tentatif, dan peta geologi tentatif. Peta-peta tersebut akan digunakan sebagai acuan sementara sebelum keakuratan data nya dipastikan secara langsung di lapangan. Selanjutnya, akan dilakukan tahap reconnaissance bersama dosen pembimbing dengan tujuan untuk memperoleh gambaran umum mengenai kondisi daerah yang akan dipetakan dan pencapaiannya serta kondisi geologi daerah pemetaan secara umum sehingga akan memudahkan pada saat pelaksanaan tahap pemetaan. Pada tahap pengambilan data, dilakukan prosedur seperti perekaman kolom stratigrafi terukur, pengambilan data strike dip, pengambilan sampel, pengamatan morfologi dan litologi secara langsung dari lapangan dan sketsa singkapan. Dilanjutkan dengan kegiatan checking bersama dosen pembimbing. Dalam tahap ini, dilakukan pengecekan kembali beberapa STA dan menjadi bahan koreksi ketika terjadi kesalahan dalam observasi dan perekaman data geologi di lapangan serta pengecekan juga dilakukan terhadap peta-peta tentatif yang sebelumnya telah dibuat berdasarkan pengambilan data lapangan.

Di sisi lain, salah satu bagian yang menarik perhatian selama pemetaan dilakukan pada area kavling 16 adalah banyak ditemukannya lahan subur sebagai media tanam sehingga dapat dengan mudah dijumpai ladang jagung dan tebu. Setelah diteliti, diketahui bahwa tanah yang digunakan masyarakat untuk membangun ladang-ladang tersebut merupakan batuan sedimen, yakni batulanau karbonatan, yang sudah terlapukkan. Berdasarkan penelitian, batulanau karbonatan terdiri dari mineral-mineral yang dapat terurai menjadi unsur hara penting bagi tanaman. Mineral seperti kalsium, magnesium, dan karbonat berkontribusi pada kesuburan tanah dengan meningkatkan pH dan menyediakan nutrisi. Selain itu, proses pelapukan batulanau karbonatan juga dapat menghasilkan tanah yang kaya akan bahan organik dan nutrisi, apabila dikelola dengan baik. Faktor lain yang menjadikan tanah hasil pelapukkan batuan tersebut memiliki kesuburan yang tinggi, yaitu struktur tanah yang dihasilkan dari batulanau karbonatan biasanya memiliki drainase yang baik, sehingga mengurangi risiko genangan air yang dapat merusak akar tanaman.

Dengan kondisi tanah dan irigasi yang mendukung, masyarakat dapat mengembangkan berbagai jenis media tanam sehingga meningkatkan produksi jagung dan tebu sebagai sumber mata pencaharian lokal. Hal ini dapat menjadikan masyarakat yang tinggal pada area kavling 16 sebagai produsen besar jagung dan tebu yang dapat menjual bahan-bahan tersebut ke kota sehingga hasil dari pemanfaatan lahan subur tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dan sistem pertanian, serta taraf ekonomi masyarakat setempat.

 

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024