Temuan Baru Aktivitas Sesar Aceh: Publikasi Terbaru Peneliti Departemen Teknik Geologi UGM

Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal internasional Tectonophysics menghadirkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai dinamika Sesar Aceh, bagian paling utara dari sistem Sesar Sumatera yang sangat aktif secara tektonik. Studi ini diketuai oleh Ir. Gayatri Indah Marliyani, S.T., M.Sc., Ph.D, IPM, dosen dan peneliti dari Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, bekerja sama dengan mitra internasional antara lain dari  Institut de Physique du Globe de Paris (IPGP), France serta kolaborator nasional dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Aceh. Kolaborasi multi-institusi ini memperkuat integrasi data dan validasi lapangan dalam memetakan struktur sesar yang kompleks di kawasan tersebut.

Penelitian berjudul “Active fault map and paleoseismology results from the Aceh Fault in North Sumatra, Indonesia: Unravelling faulting dynamics along the Great Sumatran Fault System” ini memadukan analisis penginderaan jauh beresolusi tinggi dengan observasi geologi detail untuk menghasilkan peta sesar aktif yang lebih komprehensif di wilayah Aceh. Selama ini, kondisi geomorfologi yang tertutup vegetasi dan akses medan yang menantang membuat identifikasi jejak permukaan Sesar Aceh tidak mudah. Melalui pendekatan terpadu dan kehadiran tim kolaborator lokal, penelitian ini berhasil mengungkap geometri sesar yang sebelumnya belum terpetakan secara jelas. Hasilnya menunjukkan bahwa segmen ini memiliki pola pergerakan yang lebih dinamis dan kompleks daripada yang selama ini diperkirakan.

Selain pemetaan struktur permukaan, studi ini juga menghasilkan temuan penting dari kegiatan paleoseismologi melalui penggalian parit (trench) di sejumlah lokasi strategis. Bukti deformasi sedimen yang teramati menunjukkan bahwa Sesar Aceh telah mengalami beberapa gempa besar dalam beberapa ratus tahun terakhir. Dari penelitian ini, dua gempa besar yang terjadi bisa diketahui umurnya dengan baik, terjadi dalam kurun watu sekitar 600 tahun terakhir, dan satu gempa besar lainnya belum dapat ditentukan umurnya dikarenakan keterbatasan sampel untuk penanggalan. Rekaman gempa purba ini memberikan informasi berharga mengenai frekuensi kejadian, arah pergeseran, serta gaya pergerakan sesar, yang semuanya penting untuk menyusun model bahaya gempa yang lebih akurat.

Keberhasilan penelitian ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Penelitian ini didukung oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); serta Hibah PHC Nusantara sebagai bagian dari Program Pendanaan Riset Pembangunan Berkelanjutan – Skema Kerja Sama Luar Negeri (PPRPB-KLN), yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Pusat Nasional untuk Penelitian Ilmiah Prancis (CNRS). Tahap awal penelitian ini juga mendapat dukungan pendanaan dari program Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dari Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Republik Indonesia. Dukungan ini memungkinkan pelaksanaan survei lapangan intensif, analisis laboratorium, serta pemrosesan data geofisika yang diperlukan untuk menghasilkan pemahaman komprehensif mengenai aktivitas Sesar Aceh.

Implikasi hasil penelitian ini sangat luas, terutama bagi upaya mitigasi risiko gempa di Sumatra bagian utara. Dengan pemetaan segmen aktif yang lebih presisi dan pemahaman sejarah kegempaan yang lebih kuat, pemerintah daerah, lembaga kebencanaan, dan pemangku kepentingan lainnya dapat merancang strategi kesiapsiagaan yang lebih efektif dan berbasis sains. Data baru ini juga menjadi masukan penting dalam pembaruan peta bahaya gempa nasional.(GIM)

Artikel penelitian bisa diakses pada link berikut: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0040195125003762

 

Humas Departemen | Desember 2025