Penulis: Melyana Bella Agisna
Tambang batupasir karbonatan di Desa Gesi, Kecamatan Gesi, Sragen, Jawa Tengah, memiliki potensi besar sebagai pendorong ekonomi daerah. Pasalnya daerah ini memiliki hamparan dinding batupasir karbonatan yang luas dengan dimensi 900 x 400 meter. Batupasir karbonatan berwarna abu-abu keputihan, yang terbentuk dari proses geologi selama jutaan tahun, menjadi bahan utama dalam konstruksi, seperti pembuatan beton, jalan, dan bangunan. Kegiatan penambangan bagai pisau bermata dua, tidak hanya memberikan dampak positif berupa lapangan pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat sekitar, tetapi juga menyokong pembangunan infrastruktur. Namun, di balik manfaatnya, tambang batupasir karbonatan menghadirkan berbagai risiko serius jika tidak diimbangi dengan manajemen dan perawatan yang baik.
Ancaman bencana ini terus menghantui pekerja untuk terus berhati-hati ketika bekerja. Bencana seperti longsor dan keretakan batuan adalah salah satu bencana yang menjadi ancaman masyarakat setempat. Apalagi dengan kehadiran berbagai macam struktur geologi di daerah ini, semakin memperbesar risiko bencana pada lokasi tambang. Lokasi tambang memang berada cukup jauh dari pemukiman penduduk. Namun, tetap saja ini akan berdampak pada proses ekonomi yang terhambat. Selain itu, operasi tambang yang minim pemeliharaan meningkatkan risiko ketidakstabilan lereng. Jika struktur tanah tidak diperkuat, longsor dapat terjadi kapan saja, terlebih saat musim hujan.
Dampak lain yang sering terabaikan adalah kerusakan pada jalan penghubung menuju jalan utama. Jalan yang digunakan untuk mengangkut hasil tambang kerap rusak akibat beban berat kendaraan yang keluar masuk daerah tambang, sementara alat berat yang tidak dirawat bisa menimbulkan kecelakaan kerja atau penghentian operasional mendadak.
Untuk mencegah dampak-dampak tersebut, maintenance yang baik harus menjadi prioritas dan siap mengorbankan kepentingan perseorangan. Perawatan alat berat secara berkala tidak hanya menjamin keselamatan kerja, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional. Selain itu, pengelolaan air melalui sistem drainase dan reklamasi lahan melalui reboisasi adalah hal yang wajib dilakukan untuk menjaga keberlanjutan tambang. Supaya ekosistem lingkungan tetap bekerja dengan baik.
Tambang batupasir karbonatan di Sragen menyimpan potensi besar jika dikelola dengan bijak. Namun, tanpa perawatan yang memadai, manfaat ekonominya bisa tenggelam dalam masalah lingkungan dan sosial. Entah oleh perbuatan manusia atau dikacaukan oleh alam. Oleh karena itu, langkah-langkah preventif dan upaya pemulihan daerah tambang wajib menjadi bagian dalam proses penambangan sumber daya, demi menciptakan keseimbangan antara eksploitasi sumber daya dan kelestarian lingkungan.
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024