Penulis: Nabila Cahyani
Kegiatan pemetaan mandiri yang dilakukan berlangsung dari 15 Juli hingga 1 Agustus 2024, yang bertempat di sekitar Daerah Galeh dan sekitarnya, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.
Gambar 1. Daerah Pemetaan pada Lembar Peta Rupa Bumi Gesi No.1508-413
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa geologi dalam melakukan pemetaan geologi, sekaligus sebagai ajang untuk menerapkan ilmu ke lapangan. Selain itu, melalui pemetaan geologi memungkinkan untuk mengamati variasi persebaran batuan dan struktur geologi, yang berkontribusi penting dalam pengelolaan lingkungan dan perencanaan tata guna lahan.
Pemetaan dilakukan dengan memetakan persebaran litologi batuan, pola aliran sungai, serta struktur geologi yang berkembang di daerah tersebut. Dari hasil yang telah didapatkan, ditemukan litologi batuan yang dominan berupa napal atau batulanau karbonatan (penamaan berdasarkan ukuran butir batuan). Batulanau karbonatan adalah campuran dari material silisiklastik dengan material karbonatan dengan persentase sekitar 30-50%
Gambar 2. Karakteristik proporsi batulanau karbonatan menurut Compton (1962)
Batuan ini memiliki karakteristik warna putih, dengan ukuran butir lanau, sortasi baik, dapat bereaksi dengan HCl. Dari hasil pengamatan dengan sayatan tipis, diperoleh bahwa batuan batulanau karbonatan ini memiliki kandungan mud atau material lempung yang mendominasi dengan beberapa kandungan fosil foram kecil di dalamnya, sehingga diperoleh nama petrografinya berupa Muddy Micrite (Mount, 1985). Penyebaran batulanau karbonatan ini hadir di seluruh daerah pemetaan, dengan dominasi batulanau karbonatan masif yang berada di bagian utara dan selatan daerah pemetaan. Sementara itu pada bagian tengah daerah pemetaan, batulanau karbonatan hadir dengan batupasir karbonatan membentuk perselingan ataupun kehadiran batupasir karbonatan yang sebagai sisipan.
Gambar 3. Kenampakan batulanau karbonatan di lapangan
Gambar 4. Kenampakan batulanau karbonatan di daerah pemetaan
Gambar 5. Kenampakan setangan batulanau karbonatan
Di lokasi pemetaan, batulanau karbonatan menunjukkan kenampakan retak-retak dengan lapisan yang tebal dan tersebar luas. Lapisan batulanau karbonatan yang tebal ini mengindikasikan proses pengendapan yang berlangsung lama hingga mencapai ketebalan seperti yang diamati di daerah pemetaan. batulanau karbonatan terendapkan di lingkungan laut dalam, tepatnya pada zona batial atas hingga batial tengah, berdasarkan data fosil yang ditemukan di lapangan. Kemunculan batulanau karbonatan di permukaan dipengaruhi oleh aktivitas tektonik berupa lipatan dan sesar yang menyebabkan pengangkatan wilayah tersebut.
Gambar 6. Kenampakan sungai yang terkena sesar dengan litologi didominasi batulanau karbonatan
Daerah pemetaan mengalami kesulitan mendapatkan air tanah, sehingga penduduk menggunakan sumur untuk memenuhi kebutuhan air. Hal ini disebabkan oleh karakteristik batulanau karbonatan yang memiliki permeabilitas rendah. Ukuran butirnya yang halus dan kohesi antar partikel yang tinggi menyebabkan ruang antar butir tidak saling terhubung, sehingga air sulit meresap.
Penduduk memanfaatkan lapisan batulanau karbonatan sebagai lahan bercocok tanam, khususnya untuk jagung. Kandungan kalsium (Ca) yang tinggi pada napal memberikan nutrisi penting bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, lapisan batulanau karbonatan yang tebal dan luas memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri semen.
Gambar 7. Kenampakan Pemanfaatan Perkebunan paska Panen Milik Penduduk
Berdasarkan hasil pemetaan menunjukkan bahwa daerah Galeh dan sekitarnya didominasi oleh batulanau karbonatan dengan kenampakan tebal dan luas, yang bisa memberikan petunjuk terkait proses geologi yang mempengaruhi terbentuknya. Pemanfaatan batulanau karbonatan dapat dipakai untuk perkebunan dan potensi bahan baku untuk industri semen.
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024