Analisis Kerentanan Air Tanah Dengan Metode DRASTIC

Air tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting untuk menunjang kebutuhan air bersih masyarakat. Di wilayah Kecamatan Limboto Barat dan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Indonesia, air tanah dangkal menjadi sumber utama untuk memenuhi kebutuhan domestik dan pertanian. Namun, aktivitas manusia seperti peningkatan penggunaan pupuk di sektor pertanian, pertumbuhan populasi, dan pengembangan wilayah pemukiman telah meningkatkan ancaman pencemaran air tanah. Dalam kondisi ini, pencemaran air tanah dapat terjadi akibat infiltrasi polutan seperti nitrat yang berasal dari limbah domestik dan penggunaan pupuk berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan air tanah terhadap pencemaran sebagai langkah awal dalam upaya mitigasi risiko dan perencanaan pengelolaan sumber daya air tanah. Konsep kerentanan air tanah menjelaskan sejauh mana kondisi bawah permukaan tanah mampu melindungi akuifer dari pencemaran. Identifikasi kerentanan air tanah juga memberikan informasi penting untuk penentuan lokasi pembangunan kawasan industri, tempat pembuangan akhir, serta sebagai dasar pemantauan kualitas air tanah.

Patanduk dkk. (2024)melakukan studi mengenai analisis kerentanan air tanah menggunakan metode DRASTIC yang terintegrasi dengan teknik Sistem Informasi Geografis (SIG). Metode DRASTIC dipilih dalam penelitian ini karena dapat memberikan hasil yang akurat sesuai dengan kondisi geologi, hidrologi, dan hidrogeologi setempat. Metode ini juga banyak digunakan di berbagai penelitian global untuk memetakan kerentanan air tanah akibat pencemaran. Metode DRASTIC menggunakan tujuh parameter utama, yaitu kedalaman muka air tanah, recharge air tanah, media akuifer, media tanah, topografi, dampak zona vadose, dan konduktivitas hidrolik akuifer. Data diperoleh melalui pengukuran lapangan, observasi geologi permukaan, uji pompa, serta peta topografi. Setiap parameter diberi bobot dan peringkat sesuai dengan standar DRASTIC, lalu digabungkan menggunakan metode penjumlahan berbobot untuk menghasilkan indeks kerentanan. Berdasarkan indeks DRASTIC, kerentanan air tanah diklasifikasikan menjadi tiga tingkat: rendah (<120), sedang (120-145), dan tinggi (146-199).

Berdasarkan hasil penelitian Patanduk dkk. (2024) Kedalaman muka air tanah di wilayah penelitian berkisar antara 0-13 meter. Semakin dangkal muka air tanah, semakin tinggi risiko pencemaran. Nilai recharge berkisar antara 51-254 mm/tahun. Daerah ini memiliki risiko pencemaran lebih besar karena aliran air permukaan yang lebih intensif membawa polutan. Wilayah penelitian didominasi oleh batupasir dan batugamping yang memiliki nilai indeks kerentanan sedang – tinggi. Ditinjauh dari topografinya, daerah ini memiliki kemiringan rendah (<2%) sehingga risiko pencemaran lebih tinggi karena aliran kontaminan lebih lambat dan terkonsentrasi. Nilai konduktivitas hidrolik berkisar antara 0,041–>81,60 m/hari, yang mana semakin tinggi nilainya akan rentan terhadap pencemaran, karena laju perpindahan air akan semakin cepat.  Setelah dilakukan pembobotan nilai disetiap parameternya maka didapatkan Wilayah selatan Limboto memiliki kerentanan tinggi, sedangkan wilayah utara memiliki kerentanan rendah hingga sedang.

Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar perencanaan eksplorasi dan eksploitasi air tanah serta sebagai referensi dalam penyusunan tata ruang wilayah yang berkelanjutan. Data penelitian ini dapat menjadi acuan dalam mendukung SGDs nomor 6 yaitu air bersih dan sanitasi layak, serta nomor 11 yaitu kota dan pemukiman yang berkelanjutan. Melalui penelitian ini diharapkan adanya pengelolaan sumber daya air tanah secara berkelanjutan.

 

Daftar Pustaka

Patanduk, R., Budianta, W., de Fatima, I. M. D., & Umar, D. (2024). Application of DRASTIC method to identify the groundwater vulnerability to pollution in the sub-district of West Limboto and Limboto, Gorontalo Regency, Indonesia. E3S Web of Conferences, 479. https://doi.org/10.1051/e3sconf/202447902003

 

Artikel selengkapnya dapat diakses di https://www.scopus.com/record/display.url?eid=2-s2.0-85184599620&origin=resultslist

 

Anggita Yashahila | Desember 2024