Penulis: Benedicta Puji Angesti Rahayu
Kegiatan pengambilan data geologi di lapangan memberikan informasi bahwa bentang alam tidak hanya soal satuan batuan dan struktur geologi, tetapi juga tentang kehidupan di dalamnya. Morfologi pada daerah pemetaan berupa lembah antiklin hingga perbukitan sesar dan kuesta memiliki keterkaitan erat dengan penggunaan lahan di dalamnya. Perbukitan sesar hingga kuesta yang didominasi dengan aktivitas pertambangan dan hutan lebat milik perhutani yang teramati kehidupan burung liar di dalamnya, serta lembah antiklin yang digunakan sebagai ladang dan sawah.
Fitur geologi yang menonjol berupa area tambang pasir di sisi utara daerah pemetaan. Batupasir kuarsa menjadi komoditas primadona di daerah ini yang dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan industri. Selain itu, dijumpai industri batugamping yang di bakar di beberapa lokasi. Pola pengulangan satuan batuan membuat tebing bekas tambang tampak “kroak” pada satu sisi dan berlanjut di sisi lain. Kehadiran struktur geologi berupa sesar geser dan normal dengan orientasi utara-selatan, serta antiklin yang membentang dari timur hingga barat kaveling, mempengaruhi pola persebaran satuan batuan dan bentuk topografi, serta merupakan data penting dalam interpretasi. Selain itu, dijumpai Kawasan Perlindungan Satwa (KPS) di sisi barat laut kaveling. Pada kawasan tersebut, teramati kehidupan satwa liar, seperti monyet yang hidup bebas. Keberadaan kawasan konservasi dan tambang yang kontras menunjukkan dinamika pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan di daerah ini (mendukung SDGs 12 dan SDGs 15).


Catatan lapangan hingga hasil pemetaan dapat memberikan informasi potensi pemanfaatan wilayah lebih lanjut yang terkait dengan informasi geologi, seperti morfologi, struktur, hingga litologi penyusun. Interaksi antara kehidupan warga setempat dengan pengelolaan lingkungan yang baik dapat membantu dalam kebutuhan sosial ekonomi dan mengurangi resiko bencana (SDGs 11), seperti tanah longsor pada tebing area pertambangan yang sudah tidak beroprasi. Sepanjang kegiatan ini, penulis berterima kasih kepada Fatecha Tirta Yudha, sebagai rekan yang menemani pengambilan data lapangan hingga ikut berinteraksi dengan warga setempat, membantu membangun komunikasi, sehingga kegiatan pemetaan yang kaya akan ilmiah juga kaya akan sosialnya.
Humas Departemen | Oktober 2025