Menelusuri Jejak Geologi di Perbatasan Rembang – Blora

Penulis : Dinda Ayesha Mahira

Dalam kegiatan Pemetaan Geologi Mandiri 2025 di Zona Rembang ini, saya mendapatkan kavling yang terletak di wilayah perbatasan Kabupaten Rembang dan Blora, yang mencakup beberapa desa seperti Kalinanas, Logede, Ronggomulyo, Mlatirejo, Krikilan, hingga Ngiyono. Kondisi lapangan di daerah ini memberikan tantangan tersendiri. Hampir seluruh permukaan wilayah berupa ladang dan sawah, sehingga singkapan yang terbuka sangat terbatas dan sering kali tertutup tanah pelapukan atau vegetasi. Karena itu, saya lebih banyak memfokuskan pencarian singkapan di sepanjang alur sungai, di mana proses erosi alami membantu membuka bagian batuan segar yang dapat diamati. Aktivitas sehari-hari di lapangan pada dasarnya sama seperti pemetaan geologi pada umumnya, yaitu mencari singkapan batuan, mencatat kondisi geologi secara detail, melakukan pengukuran orientasi struktur, serta mengambil dokumentasi dan sampel batuan. Biasanya, saya berangkat ke lapangan sekitar pukul sembilan pagi dan kembali ke pondokan pada sore hari. Pondokan yang saya tempati berada di daerah Kalinanas, yang terletak di tengah-tengah kavling kelompok. Di dekat daerah ini, terdapat sebuah bendungan besar yang bernama Bendungan Randugunting. Saya dan kelompok sering mengunjungi bendungan ini di sore hari karena memiliki suasana yang tenang, sehingga menjadi tempat yang tepat untuk beristirahat sejenak, berbincang, atau sekedar menikmati pemandangan setelah seharian di lapangan.

Secara umum, fitur geologi lokal pada area kavling saya didominasi oleh dataran rendah dengan tata guna lahan berupa ladang dan sawah, dilengkapi keberadaan sungai sebagai sumber data singkapan yang penting. Salah satu stasiun pengamatan yang paling menarik adalah lokasi air terjun kecil yang meskipun aksesnya cukup sulit, menyajikan keindahan alam sekaligus potensi data geologi yang beragam. Selain itu, kawasan Ngiyono menjadi salah satu area yang cukup ekstrem untuk dijangkau karena seluruhnya tertutup hutan lebat, minim akses jalan, dan sama sekali tidak ada sinyal telekomunikasi. Litologi yang ditemukan di area kavling saya juga cukup beragam, mulai dari batulempung dan batugamping pasiran pada Formasi Mundu, batugamping berlapis dan batupasir karbonatan pada Formasi Ledok, batugamping kristalin pada Formasi Bulu, hingga batupasir pada Formasi Ngrayong. Secara struktural, wilayah ini juga menunjukkan keberadaan sesar naik, sesar geser, serta penunjaman antiklin yang memberikan informasi penting mengenai deformasi tektonik di kawasan ini.

Kegiatan pemetaan di area kavling ini memiliki kontribusi nyata terhadap pemahaman potensi sumber daya lokal dan pengelolaan lingkungan. Keberadaan batulempung dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri keramik atau bata, sedangkan batugamping pasiran, batugamping berlapis, dan batugamping kristalin berpotensi menjadi bahan baku semen, bahan bangunan, atau bahkan material industri kimia. Batupasir karbonatan dapat dimanfaatkan sebagai agregat bangunan atau bahan filter, sementara batupasir pada Formasi Ngrayong juga memiliki potensi sebagai batuan reservoir hidrokarbon jika berada pada kondisi geologi yang tepat. Selain aspek ekonomi, data litologi dan struktur yang diperoleh dapat membantu dalam mitigasi bencana, seperti mengidentifikasi daerah rawan longsor di zona sesar atau daerah rentan erosi di sekitar sungai. Dengan demikian, hasil pemetaan tidak hanya bermanfaat secara akademis, tetapi juga mendukung perencanaan dan pengelolaan sumber daya di tingkat lokal.

 

Humas Departemen | September 2025