Penulis: Alvin Dermawan
Pemetaan Geologi merupakan salah satu kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh seluruh Mahasiswa Teknik Geologi. Kegiatan mata kuliah ini bertujuan untuk mengasah kemampuan setiap mahasiswa untuk mengaplikasikan semua ilmu geologi yang telah dipelajari sebelumnya, seperti petrologi, geologi struktur, dan geomorfologi di lapangan langsung secara mandiri. Daerah pemetaan mandiri saya terletak di Desa Karangasem dan sekitarnya, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi ini tepat berada pada zona Perbukitan Rembang, yang membentang di sepanjang pantai utara Jawa Tengah hingga Jawa Timur, sehingga wilayah ini dikenal dengan karakter batuan karbonat serta antiklinorium dan struktur lipatan yang kompleks berarah barat – timur.
Metode pemetaan yang dilakukan sebelum terjun langsung ke lapangan yaitu diawali dengan interpretasi dan analisis data DEM yang menghasilkan peta topografi dengan ukuran kavling daerah pemetaan sebesar 4 × 5 km. Melalui analisis data DEM dan peta topografi, saya dapat melakukan interpretasi pembagian satuan geomorfologi dan litologi, hingga menghasilkan peta geomorfologi dan litologi tentatif. Kemudian ketika sudah terjun ke lapangan, aktivitas pemetaan yang saya lakukan yaitu menggunakan metode surface mapping, yakni mengamati singkapan batuan yang muncul ke permukaan. Melalui pengamatan singkapan batuan, terdapat berbagai fitur geologi yang saya identifikasi, mulai dari struktur batuan pada singkapan, litologi (warna, struktur, tekstur, komposisi, dan penamaan batuan secara lapangan). Yang paling saya utamakan untuk menentukan persebaran masing-masing satuan batuan di permukaan yaitu dengan mencari kontak dari setiap satuan litologi. Selain pengamatan litologi dan struktur, saya juga mengamati aspek-aspek morfologi dengan mengamati kenampakan masing-masing satuan morfologi dari jarak jauh dengan ketinggian yang relatif tinggi.
Kaveling pemetaan saya (kavling 14) tersusun atas 5 formasi berdasarkan stratigrafi regional, dari yang paling tua yaitu, Formasi Tawun, Formasi Ngrayong, Formasi Bulu, Formasi Ledok, dan Formasi Mundu. Melalui data lapangan yang telah saya dapatkan, saya dapat membagi wilayah saya menjadi 5 satuan batuan, yaitu satuan Algae Rudstone, satuan Batupasir Kuarsa sisipan lempung, satuan Floatstone sisipan Packstone, satuan Batupasir Karbonatan, dan satuan Batulanau Karbonatan. Banyak fitur geologi local yang terdapat pada kavling pemetaan saya, salah satunya yaitu terdapat fitur geomorfologi berupa perbukitan kuesta yang memanjang secara barat timur dari sayap utara Antiklin Ngiono yang terpotong pada bagian selatannya, sehingga scarpslope nya ke arah selatan. Karena daerah pemetaan saya mayoritas tersusun atas batuan sedimen karbonat yang terdapat struktur anticlinorium, maka akan berpotensi besar sebagai daerah cebakan minyak dan gas bumi, sehingga akan sangat penting untuk dilakukan studi terkait daerah pemetaan zona jejak formasi batuan penyusun kavling pemetaan.
Dari keseluruhan kegiatan pemetaan geologi mandiri yang saya lakukan di kavling 14 ini, saya dapat memahami banyak hal bahwa kegiatan ini memiliki banyak kontribusi penting bagi pemahaman kondisi geologi lokal. Data litologi dan struktur yang diperoleh dapat digunakan untuk memperkirakan potensi sumber daya alam, khususnya potensi cebakan minyak bumi yang mungkin terperangkap dalam formasi batuan akibat terkena oleh struktur anticlinorium daerah zona Perbukitan Rembang, mengevaluasi kerentanan terhadap bencana geologi seperti longsor atau gempa, dan menjadi acuan bagi pengelolaan lingkungan. Contohnya, informasi keberadaan sesar atau zona lemah bisa menjadi pertimbangan penting dalam perencanaan pembangunan infrastruktur. Sementara itu, dokumentasi fitur unik seperti mata air panas atau tambang rakyat dapat mendukung upaya pengembangan geowisata berbasis edukasi.
Humas Departemen | Oktober 2025