Penulis: Muhammad Irfan Dwi Nugroho

Kegiatan pemetaan geologi di Desa Ngajaran, Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah, dilaksanakan dilakukan dengan tujuan memahami secara menyeluruh kondisi geologi permukaan wilayah tersebut. Proses pemetaan diawali dengan persiapan peta dasar dan rencana lintasan yang disesuaikan dengan morfologi dan akses menuju singkapan. Selama kegiatan lapangan, setiap singkapan yang ditemukan diamati secara detail, mencakup warna, tekstur, struktur, ukuran butir, serta tingkat pelarutan batuan. Pengukuran orientasi bidang perlapisan (strike dan dip) dilakukan menggunakan kompas geologi untuk memetakan arah dan kemiringan lapisan batuan. Dokumentasi visual melalui foto dan sketsa lapangan dilengkapi dengan pencatatan koordinat menggunakan GPS, sehingga posisi setiap titik pengamatan dapat dipetakan secara presisi. Selain itu, dilakukan juga pengambilan sampel batuan untuk analisis lebih lanjut. Kegiatan pemetaan berlangsung selama ±18 hari dengan 2 hari waktu istirahat. Pengamatan lapangan dimulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB setiap harinya. Basecamp kegiatan berlokasi di Desa Bancang, Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang.Kabupaten Rembang.

Secara umum, morfologi wilayah pemetaan didominasi oleh dataran bergelombang. Bagian utara dan tengah memperlihatkan bentuk dataran denudasional, sedangkan bagian selatan menampilkan morfologi punggungan antiklin Pakel. Hasil pengamatan menunjukkan lima formasi utama penyusun daerah penelitian. Formasi Ledok yang disusun oleh litologi lanau karbonatan. Formasi Mundu tersusun litologi perselingan batugamping pasiran dan napal pasiran. Formasi Wonocolo dibagian Tengah yang tersusun atas litologi batunapal pasiran. Formasi Bulu di bagian selatan yang disusun oleh batugamping pasiran sisipan napal pasiran dan didominasi batugamping floatstone dengan ciri pelarutan masif dan intensif, sehingga menunjukkan kenampakan berlubang yang mencirikan karstifikasi. Formasi Ngrayong menampakkan batugamping yang jauh lebih kompak seperti packstone dengan tingkat pelarutan yang minim.
Selain variasi litologi, area pemetaan memiliki fitur geologi lokal yang penting dari sisi struktur maupun potensi sumber daya. Antiklin menjadi struktur dominan, berupa lipatan berbentuk punggungan dengan lapisan tertua di bagian tengah. Struktur ini merekam peristiwa deformasi tektonik masa lalu yang memengaruhi susunan stratigrafi dan distribusi litologi di wilayah tersebut. Keberadaan antiklin ini juga berpotensi memengaruhi pola pengaliran air tanah serta menjadi penentu persebaran singkapan di permukaan. Fitur struktural lainnya adalah Sesar geser sinistral yang berpengaruh terhadap pola retakan batuan, kestabilan lereng, dan kemungkinan menjadi jalur migrasi air bawah tanah. Identifikasi sesar ini sangat penting, baik untuk keperluan akademis maupun dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.

Hasil pemetaan di Desa Ngajaran memiliki nilai strategis dalam pengelolaan potensi sumber daya lokal. Data litologi dan struktur geologi dapat dimanfaatkan untuk penataan zona penambangan yang aman dan berkelanjutan, sekaligus meminimalkan risiko kerusakan lingkungan. Informasi keberadaan sesar juga berguna dalam mitigasi risiko geologi, khususnya untuk mencegah dampak negatif pada konstruksi dan kestabilan lereng. Relevansi kegiatan ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain: SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) melalui penambangan bijak yang menciptakan lapangan kerja sekaligus menjaga lingkungan; SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure) dengan pemanfaatan batugamping untuk mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan; SDG 12 (Responsible Consumption and Production) melalui pemanfaatan sumber daya secara efisien; serta SDG 15 (Life on Land) dengan melindungi ekosistem darat dan menjaga kualitas lingkungan.
Humas Departemen | Oktober 2025