Menyingkap Potensi Antiklin Semanggi

Penulis: Muhammad Rodhiyan Rijalul Wahid

 

Pemetaan Geologi Mandiri adalah program mata kuliah wajib bagi mahasiswa Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, yang berfungsi sebagai salah satu syarat kelulusan. Tujuan utama program ini adalah untuk sarana aplikasi pengetahuan geologi yang telah diperoleh mahasiswa selama perkuliahan (kelas, laboratorium, dan lapangan) serta untuk melatih kemampuan observasi, analisis, dan rekonstruksi sejarah geologi suatu daerah.

Gambar 1. Sumur minyak aktif milik PT Pertamina
Gambar 2. Sumur minyak aktif milik PT Pertamina

Pemetaan geologi mandiri yang dilaksanakan oleh mahasiswa Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada di tahun 2025 dilaksanakan di zona fisiografi Zona Rembang yang membentang dari Kabupaten Semarang, Jawa Tengah hingga Kabupaten Madura, Jawa Timur. Namun pada pelaksanaannya, pemetaan dilaksanakan dari bagian paling Timur pada wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah hingga Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Dalam kegiatan pemetaan geologi ini, setiap mahasiswa mendapatkan daerah pemetaan dengan luas 4 x 5 km. Pemetaan di kaveling ini Secara administratif, mencakup 5 desa, 3 kecamatan, dan 1 kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kelima desa tersebut diantaranya Desa Klopoduwur dan Desa Sidomulyo yang termasuk ke dalam Kecamatan Banjarejo, Desa Semanggi dan Desa Jomblang yang termasuk dalam Kecamatan Jepon, dan Desa Jepangrejo yang termasuk dalam Kecamatan Blora.

1. Metodologi Pemetaan Pemetaan dilakukan sebagai pemetaan permukaan (surface mapping) dengan metode sistematis yang terbagi dalam tiga tahapan utama:

  • Tahap Pra-Lapangan Fase persiapan yang berfokus pada studi literatur dan analisis data sekunder (Peta Geologi Regional, DEM, data spasial SHP). Hasil dari tahap ini adalah produk tentatif berupa Peta Kelurusan, Peta Geomorfologi Tentatif, Peta Geologi Tentatif, dan Peta Rencana Lintasan
  • Tahap Lapangan berupa Reconnaissance (Observasi awal untuk mengenal medan, akses, dan kondisi umum area pemetaan), Pengambilan Data (Meliputi pengamatan titik (deskripsi litologi, pengukuran struktur geologi pada singkapan), pengamatan lintasan (mengkorelasikan data antar titik), dan pengamatan wilayah (mengintegrasikan seluruh lintasan)), Verifikasi Lapangan (Pengecekan ulang data bersama dosen pembimbing untuk validasi dan melengkapi kekurangan)
  • Tahap Pasca-Lapangan berupa Analisis Data (Meliputi analisis petrografi untuk identifikasi mineral batuan dan analisis struktur untuk rekonstruksi tektonik), dan Penyusunan Laporan dan Peta (Korelasi seluruh data untuk merekonstruksi kondisi geologi dan menyajikannya dalam luaran akhir)

2. Data yang Dikumpulkan meliputi Pola aliran sungai, Kondisi geomorfologi, Sebaran dan deskripsi litologi (batuan), Data stratigrafi, Data struktur geologi (jurus, kemiringan, lipatan), dan Data potensi sumber daya geologi (positif dan negatif)

3. Hasil akhir dari kegiatan pemetaan ini disajikan dalam bentuk Peta Lintasan, Peta Pola Penyaluran, Peta Geomorfologi dan Profilnya, Peta Geologi dan Penampang Geologinya, Kolom Stratigrafi, Narasi Sejarah Geologi, Laporan Akhir Pemetaan Geologi, dan Poster Ilmiah

Gambar 3. Asset 4 Cepu Field PT Pertamina

Keunikan utama dari kavling pemetaan di area Semanggi ini adalah keberadaan sumber daya minyak bumi. Fenomena ini tidak hanya terlihat dari infrastruktur modern milik PT Pertamina, tetapi juga dari aktivitas pertambangan tradisional yang diolah langsung oleh masyarakat sekitar, ini adalah sebuah studi kasus yang luar biasa.

Gambar 4.Striasi yang menunjukkan adanya Sesar Geser Sinistral

Observasi lapangan menunjukkan bahwa area ini didominasi oleh batuan sedimen seperti batupasir, batugamping, dan napal. Struktur geologi berupa antiklin yang mencembung ke atas berkembang di area ini. Dalam perminyakan, antiklin adalah salah satu “perangkap” (trap) yang ideal bagi akumulasi hidrokarbon. Reservoir seperti batupasir yang berpori terperangkap di bawah lapisan batuan caprock yang kedap seperti batulempung atau napal, mencegah minyak dan gas untuk lolos ke permukaan.

Keberadaan sumur-sumur minyak tua yang dikelola masyarakat menjadi bukti nyata dari sistem perminyakan yang aktif yang berkembang di daerah ini. Peta geologi detail yang dihasilkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sebaran lapisan batuan pembawa minyak pada skala lokal. Informasi mengenai kemiringan lapisan dan keberadaan struktur minor dapat membantu masyarakat mengarahkan kegiatan penambangan agar lebih efektif dan mengurangi risiko.

Data permukaan yang akurat penting bagi data bawah permukaan (seperti data seismik dan sumur bor) yang dimiliki oleh perusahaan seperti Pertamina. Peta geologi hasil pemetaan dapat digunakan untuk memverifikasi model geologi yang sudah ada dan memberikan wawasan baru tentang area-area prospek di sekitarnya. Data ini dapat menjadi dasar ilmiah untuk perencanaan tata ruang, pengelolaan sumber daya alam, dan pengembangan potensi geowisata yang berbasis pada keunikan geologi lokal.
Pada akhirnya, pemetaan geologi mandiri ini melampaui sekadar tugas akademis tetapi juga menjadi ajang pembelajaran dua arah, mahasiswa belajar langsung dari alam dan masyarakat, sementara output-nya berpotensi memberikan kontribusi nyata bagi pemahaman dan pengelolaan sumber daya di Semanggi.

 

Humas Departemen | Oktober 2025