Pemetaan Geologi 2025 : Pandangan Masyarakat Terhadap Geologi di Daerah Rembang Sebagai Penunjang Kehidupan

Penulis: Luthfi Mahesha Putra

 

Pemetaan Geologi merupakan suatu proses awal yang dilakukan oleh mahasiswa Teknik Geologi UGM menjadi seorang Geologist. Pemetaan Geologi tahun ini berlangsung di Zona rembang yang terkenal sebagai reservoir minyak bumi di Indonesia. Saya Luthfi Mahesha Putra sebagai penulis artikel ini mendapatkan lokasi pemetaan yang berada di Desa Bulu, Jukung, Kadiwono, Mantingan, dan Telgawah yang berlokasi di Kecamatan Bulu dan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dengan luas area pemetaan 4×5 Km.

Pemetaan dilakukan selama kurang lebih tiga minggu yang cukup menguras tenaga dan pikiran. Selama kurang lebih tiga minggu tersebut diperoleh empat satuan litologi yaitu batupasir, satuan kalkarenit berlapis (packstone-wackestone), satuan napal sisipan kalkarenit, dan Rudstone (dicirikan dengan kehadiran fossil cycloclypeus). Selain itu juga didapatkan sebuah struktur berupa sinklin yang diperoleh dari pengukuran strike dip di lapangan.

Gambar 1. STA Morfologi yang membagi beberapa satuan litologi

Sebagai seorang geologist, kita tidak hanya melakukan pemetaan di daerah orang, tetapi tentunya kita juga harus berkomunikasi dengan warga sekitar. Karena, kita hanya tamu di daerah tersebut dan warga lokal tentunya lebih tahu terhadap lokasi tersebut, sehingga kita dapat memperoleh informasi atau hal-hal yang perlu diperhatikan di daerah tersebut. Contohnya ketika saya mencari persebaran litologi Rudstone, saya bertemu dengan seorang bapak yang kebetulan bekerja sebagai petani jagung. Ketika itu, kami mengobrol cukup lama dan beliau mengatakan bahwa batuan dari timur hingga barat perbukitan ini sama semua, ”Batuan dari ujung situ sampai sini sama semua mas, batu organik seperti ini isinya, ujar beliau. Dari situ saya sedikit mendapatkan informasi yang cukup membantu dalam pemetaan ini.

Gambar 2. Kenampakan Rudstone yang ditanami jagung disekitarnya

Kembali membahas empat satuan batuan, warga sekitar juga paham bagaimana pemanfaatan dari ke empat satuan tersebut. Contohnya, pada paragraf sebelumnya membahas tentang petani jagung yang menggunakan batuan organik sebagai pupuk alami dalam menanam jagungnya, batu organik yang dimaksud merupakan Rudstone yang tersebar luas disisi selatan area pemetaan.

Selain pemanfaatan Rudstone, warga sekitar juga memanfaatkan batupasir sebagai lahan jagung, singkong dan aneka tanaman lainnya. Pada proses pembuatan lahan batupasir yang telah dikeruk akan dijual ke perusahaan sekitar, sehingga masyarakat mempunyai keuntungan dari hasil pengerukan batupasir tersebut, hal ini mendukung SDGs 8 sebagai upaya pertumbuhan ekonomi daerah setempat. Selain itu terdapat juga satuan napal sisipan kalkarenit dan kalkarenit berlapis yang juga digunakan dalam bidang pertanian. Selain bidang pertanian batuan tersebut juga dapat digunakan sebagai material pondasi dalam konstruksi bangunan.

Gambar 3. Kenampakan tambang batupasir yang dijadikan lahan jagung dan tebu

Selain digunakan dalam bidang pertanian, pemanfaatan batuan tersebut juga dapat digunakan dalam pembentukan bendungan alami. Bendungan tersebut juga memiliki pengaruh terhadap irigasi lahan warga sekitar. Hal ini mendukung SDGs 6 sebagai upaya pengelolaan air yang ada di daerah setempat.

Gambar 4. Kenampakan Kalkarenit sebagai bendungan alami

 

Humas Departemen | Oktober 2025