Pemetaan Geologi Zona Rembang: Menyingkap Potensi dan Risiko Lokal di Kabupaten Pati dan Grobogan

Penulis : Damian Nourfauzi Sastrawiredja

 

Selama hampir satu bulan, tepatnya pada 1–24 Juli 2025, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) turun langsung ke lapangan untuk melakukan Pemetaan Geologi Mandiri di wilayah Sedayu, Sumber Jatipohon, Tompegunung, dan Sumbersuko. Dengan cakupan wilayah sekitar 20 km² atau setara dengan 5 x 4 kilometer, kegiatan ini dilakukan secara intensif dan terstruktur. Setiap hari, mahasiswa melakukan perjalanan ke berbagai titik untuk mengumpulkan data lapangan, mulai dari pengamatan satuan batuan, analisis struktur geologi, hingga pemetaan bentuk lahan.

Gambar 1. Checking bersama Dr. Haryo Edi Wibowo

Tidak hanya mengandalkan pengamatan langsung, pemetaan juga memanfaatkan teknologi pendukung seperti citra satelit, peta kontur, dan data elevasi dari DEMNAS. Dalam pemetaan dilakukan Reconnaissance oleh dosen pembimbing, serta Checking yang dilakukan pada akhir pemetaan.

Daerah pemetaan secara umum termasuk dalam Zona Rembang dengan karakteristik fisiografis yang terbagi menjadi sejumlah satuan geomorfologi utama, yaitu:

Gambar 2. Lereng Denudasional

a. Dataran Denudasional Struktur Patahan: Wilayah ini berupa dataran yang dipengaruhi oleh aktivitas patahan aktif, memberikan gambaran tentang stabilitas struktur tanah dan potensi aktivitas tektonik.

 

 

 

 

 

Gambar 3. Punggungan Kuesta

b. Punggungan Kuesta: Bentuk lahan ini merupakan punggungan dengan lereng yang miring yang menunjukkan perbedaan ketahanan batuan terhadap erosi.

 

 

 

 

 

Gambar 4. Perbukitan Karst dengan Kerucut karst

c. Perbukitan Karst: Ditandai oleh batuan karbonat yang mudah larut, morfologi karst ini memiliki fitur unik seperti lubang-lubang bawah tanah dan cekungan yang mempengaruhi pola aliran air dan tata air permukaan.

 

 

 

 

 

Secara stratigrafi, daerah pemetaan terdiri atas empat satuan batuan utama, yaitu Satuan Batulanau Karbonatan, Satuan Packstone, Satuan Rudstone berlapis, dan Satuan Rudstone sisipan Batulempung. Satuan ini berasal dari Formasi Bulu dan Formasi Ngrayong yang mengindikasikan perubahan  lingkungan pengendapan dari laut dangkal hingga laut terbuka pada periode Miosen Tengah hingga Miosen Akhir.

Gambar 5. Cermin Sesar Geser Sumber Jatipohon
Gambar 6. Bioturbasi sebagai ciri lingkungan pengendapan

Struktur Geologi daerah pemetaan didominasi oleh Sesar Geser Kanan yang berorientasi Barat – Timur, selain itu juga ditemukan struktur sedimen seperti bioturbasi, slump, gradded bedding, dan laminasi.

 

 

 

 

 

Kegiatan pemetaan geologi tersebut membawa beberapa manfaat penting bagi pengelolaan sumber daya dan mitigasi risiko di wilayah setempat, antara lain:

a. Pemetaan batuan dan struktur geologi membantu mengidentifikasi area yang berpotensi menjadi tambang batugamping yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis. Selain itu, informasi geologi ini berguna untuk pengembangan perkebunan yang sesuai kondisi tanah dan topografi. Topografi daerah pemetaan yang berupa perbukitan dapat dimanfaat kan oleh petani dengan menanam  jagung, cabai, labu, dan lainnya.

Gambar 7. Potensi tambang batugamping

b. Pemetaan menunjukkan adanya potensi risiko longsor dan jatuhan batuan terutama pada daerah perbukitan dengan kemiringan lereng yang curam. Daerah denudasional seperti Sumber Jatipohon dan Sedayu dengan kemiringan >25% rawan longsor, terutama jika didominasi tanah lapukan batugamping. Solusi hal tersebut yaitu pembuatan terasering dan penanaman vegetasi berakar dalam. Selain itu, hasil identifikasi sesar yang dilakukan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui sebaran daerah yang  mungkin memicu gempa lokal.

c. Geomorfologi karst yang terdapat di wilayah pemetaan memungkinkan adanya program pengelolaan sumber daya air tanah secara berkelanjutan dimana air tanah dapat terkontaminasi oleh ion bikarbonat (HCO₃⁻), serta pengembangan potensi wisata alam yang berbasis geologi (Geowisata). Di sisi lain, bentang alam karst yang unik seperti goa-goa dengan stalaktit/stalagmit dan Air Terjun menawarkan potensi geowisata yang dapat dikembangkan dengan terpadu, serta melibatkan masyarakat lokal.

Gambar 8. Objek Wisata Goa Lawa, Sedayu

 

 

Humas Departemen | September 2025