Potret Geologi Desa Prigi: Eksplorasi Potensi, Fitur Geologi, Serta Kontribusi Untuk SDGs

Penulis: Farrell Haidar Akbar

 

Kegiatan pemetaan geologi di Desa Prigi, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, dilaksanakan untuk mendokumentasikan kondisi geologi permukaan secara komprehensif. Proses pemetaan diawali dengan persiapan peta dasar dan rencana lintasan, disesuaikan dengan morfologi dan akses menuju singkapan. Selama kegiatan lapangan, setiap singkapan yang ditemukan diamati secara detail, mencakup warna, tekstur, struktur, ukuran butir, serta tingkat pelarutan batuan. Pengukuran orientasi bidang perlapisan (strike dan dip) dilakukan menggunakan kompas geologi untuk memetakan arah dan kemiringan lapisan. Dokumentasi foto dan sketsa lapangan melengkapi catatan, sehingga hubungan antarinformasi dapat diartikan dengan jelas. Koordinat setiap titik pengamatan diambil menggunakan GPS untuk memastikan ketelitian pemetaan. Selain itu, dilakukan juga pengambilan sampel batuan untuk analisis lebih lanjut.

Pada daerah pemetaan morfologi yang secara umum didapati adalah dataran bergelombang. Terdapat morfologi berupa dataran karst yang berada pada bagian selatan yaitu di Desa Sumberagung, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah, serta terdapat morfologi perbukitan kuesta pada bagian tengah ke arah utara dari area pemetaan. Hasil observasi menunjukkan tiga formasi utama penyusun daerah penelitian. Formasi Bulu di bagian selatan didominasi batugamping rudstone dengan ciri pelarutan masif dan intensif, sehingga menunjukkan kenampakan berlubang yang mencirikan karstifikasi. Formasi Ngrayong menampakkan batugamping yang jauh lebih kompak seperti packstone dengan tingkat pelarutan yang minim, serta batupasir yang mengindikasikan fluktuasi energi pengendapan di lingkungan laut dangkal hingga menengah. Kemudian terdapat Formasi Tawun di bagian tenggara mengandung batugamping floatstone dengan fragmen fosil foraminifera berukuran besar dalam matriks karbonat.

Selain variasi litologi, area pemetaan memiliki fitur geologi lokal yang penting dari sisi struktur maupun potensi sumber daya. Sinklin Dokoro menjadi struktur dominan, berupa lipatan berbentuk cekungan dengan lapisan termuda di bagian tengah. Struktur ini merekam peristiwa deformasi tektonik masa lalu yang memengaruhi susunan stratigrafi dan distribusi litologi di wilayah tersebut. Keberadaan sinklin ini juga berpotensi memengaruhi pola pengaliran air tanah serta menjadi penentu persebaran singkapan di permukaan. Fitur struktural lainnya adalah Sesar geser sinistral Prigi yang berpengaruh terhadap pola retakan batuan, kestabilan lereng, dan kemungkinan menjadi jalur migrasi air bawah tanah. Identifikasi sesar ini sangat penting, baik untuk keperluan akademis maupun dalam perencanaan pembangunan infrastruktur.

Dari sisi pemanfaatan sumber daya, aktivitas penambangan lokal menjadi hal yang umum di area pemetaan ini. Seperti pada Desa Sumberagung, Batulempung ditambang untuk bahan baku genteng dan batu bata. Selain itu, pada Desa Prigi terdapat tambang batugamping dalam skala yang besar, dimana batugamping ini akan dimanfaatkan sebagai bahan baku semen ataupun juga untuk pondasi rumah warga setempat. Aktivitas ini telah menjadi bagian dari kehidupan ekonomi masyarakat setempat dan memengaruhi bentang alam wilayah.

Hasil pemetaan geologi di Desa Prigi memiliki kontribusi nyata terhadap pengelolaan potensi lokal. Data litologi dan struktur geologi dapat digunakan untuk mengatur zona penambangan agar lebih aman dan berkelanjutan, mencegah kerusakan lingkungan yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat. Informasi mengenai sesar juga membantu dalam mitigasi risiko geologi, terutama untuk mencegah dampak negatif pada konstruksi bangunan dan kestabilan lereng. Kegiatan ini juga relevan dengan beberapa Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain:

  • SDG 8: Decent Work and Economic Growth – Penambangan yang dikelola secara bijak menciptakan lapangan kerja sekaligus menjaga lingkungan.
  • SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure – Pemanfaatan batugamping sebagai bahan bangunan mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
  • SDG 12: Responsible Consumption and Production – Pemanfaatan sumber daya secara efisien memastikan ketersediaan material untuk generasi mendatang.
  • SDG 15: Life on Land – Perlindungan kawasan sekitar tambang membantu melestarikan ekosistem darat dan menjaga kualitas lingkungan.

Dengan integrasi antara kajian ilmiah, pemanfaatan potensi lokal, dan prinsip keberlanjutan, kegiatan pemetaan di Desa Prigi menjadi bukti bahwa studi geologi berperan penting bukan hanya untuk memahami masa lalu bumi, tetapi juga untuk merancang masa depan yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungannya.

 

Humas Departemen | Oktober 2025