Penulis: Muhammad Arief Al Hakeem
Pemetaan geologi merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa semester 5 yang menempuh pembelajaran di program studi Teknik Geologi di Universitas Gadjah Mada. 2 bulan menjadi saksi perjuangan para calon geologist ini untuk media belajar, berkembang, dan mendewasakan diri. Pemetaan geologi untuk daerah saya pribadi berada di 2 kabupaten sekaligus di Provinsi Jawa Timur, yakni Kabupaten Bojonegoro dan Nganjuk. Kabupaten Bojonegoro meliputi Kecamatan Temayang dengan daerah pemetaan di Desa Soko, Sekonang, dan Sekidang. Sebagian kecil di tenggara daerah pemetaan saya termasuk dalam daerah administratif Kabupaten Nganjuk yaitu Kecamatan Ngluyu meliputi Desa Gampeng. Setiap hari pertemuan dengan kompas, palu, lup, komparator butir, dan kawan kawannya menjadi hal yang tak pernah terlepaskan. Pagi hingga sore, malam hingga pagi kami kerahkan untuk pemetaan geologi ini. Soko menjadi saksi bagaimana pemetaan geologi ini menjadi berarti. Desa terluas yang berada di Kecamatan Temayang ini sarat akan kehangatan, kebudayaan yang masih kental dan keramahan. Tidak berhenti di situ, Soko punya suatu hal menarik yang mungkin tidak dimiliki desa-desa lainnya.
Desa Soko memiliki sumber mata air yang bernama Ubalan Soko. Sumber Mata Air Ubalan ini masih perawan, belum terjamah polusi dan berwarna biru alami. Sumber Ubalan ini salah satu potensi wisata di wilayah pinggiran Bojonegoro, yang belum digarap maksimal. Selama ini hanya dimanfaatkan warga sekitar untuk mandi, mencuci, irigasi pertanian, berenang, hingga berkemah. Selain itu, juga dimanfaatkan sebagai air baku Perusahaan Air Minum (PAM) di Desa Soko.
Berdasarkan pemetaan geologi yang telah saya lakukan tidak berfokus pada pemaksimalan mata air Ubalan Soko ini. Pemetaan hidrogeologi sangat berpotensi menjadi salah satu jawaban supaya pemanfaatan mata air ini menjadi lebih maksimal dan signifikan. Selain itu, pengembangan wisata dengan mempertimbangkan aspek-aspek geologinya juga menjadi hal yang baik untuk membuat Ubalan Soko ini menjadi lebih berkembang dan dapat menjadi salah satu icon dari Desa Soko.
Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024