Mengungkap Potensi dan Kualitas Air Tanah di Batang Integrated Industrial Park (BIIP)

Batang Integrated Industrial Park (BIIP) yang berlokasi di Ketanggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, merupakan kawasan industri terpadu dengan luas ±4.300 hektare. Sebagai kawasan yang sedang mulai berkembang, kebutuhan air di kawasan ini menjadi prioritas utama. Diperkirakan kebutuhan air di kawasan industri ini mencapai 18–67 m³/ha/hari, sehingga menjadikan air tanah sebagai kebutuhan yang penting.

Dalam memanajemen eksploitasi air tanah dibutuhkan pemahaman terkait potensi dan kualitas air tanah dalam rangka memastikan potensi dan kualitas air tanah dalam keberlanjutan sumber daya ini. Hal ini yang menjadi alasan Widyatama dan Prof. Wahyu Wilopo untuk melakukan penelitian terkait identifikasi geologi bawah permukaan, sistem akuifer, dan sifat fisika dan kimia air tanah di BIIP dengan pemetaan permukaan dan survei geolistrik. Metode tersebut digunakan untuk identifikasi lapisan bawah tanah dengan mengukur resistivitas batuan yang menunjukkan potensi akuifer. Selain itu sifat fisika dan kimia yang diukur yaitu suhu, pH, total padatan terlarut (TDS), dan konduktivitas listrik.

Hasil dari penelitian ini yaitu litologi di daerah BIIP didominasi oleh litologi pasir, lanau, dan lempung, dengan pasir sebagai akuifer utama. Akuifer ini diperkirakan berada pada kedalaman 1,35 hingga 47 meter dengan terkonsentrasi di bagian barat dan semakin menipis ke arah timur. Sistem akuifer yang berkembang termasuk akuifer bebas dengan aliran air tanah dari selatan ke utara yaitu Laut Jawa. Berdasarkan hasil pengukuran sifat fisik dan kimia air tanah menunjukkan kualitas dan kuantitas air tanah di BIIP cukup layak digunakan sebagai bahan baku air.

Hasil dari penelitian ini memberikan gambaran penting terkait potensi akuifer air tanah di kawasan BIIP. Dengan mengetahui jenis akuifer, ketebalan lapisan, dan arah aliran air tanah, penentuan lokasi untuk mengeksplorasi air menjadi lebih akurat. Selain itu, pencegahan kontaminasi air tanah akibat aktivitas industri dapat berdampak pada keberlanjutan sumber daya air di kawasan ini.

BIIP pada saat ini masih dalam tahap pembangunan fase pertama dan diperkirakan selesai pada tahun 2024. Oleh karena itu, penelitian ini dapat menjadi dasar dalam pengelolaan air tanah yang berkelanjutan termasuk eksplorasi lokasi sumber air baku dan strategi pencegahan kontaminasi.

Artikel lengkap dapat diakses melalui https://www.scopus.com/record/display.url?eid=2-s2.0-85189320682&origin=resultslist

 

Dewi Indah Kusuma Sari | Desember 2024