Penulis: Affe Tegar Eka Ramadhani
Kabupaten Blora, khususnya Kecamatan Jiken, merupakan bagian dari cekungan Rembang yang dikenal memiliki keragaman stratigrafi dan potensi sumber daya alam, terutama sektor minyak bumi. Pemetaan geologi mandiri tahun 2025 di kawasan ini menjadi sangat penting, seiring tuntutan perkembangan ilmu kebumian dan kebutuhan pengelolaan sumber daya berbasis karakter batuan secara presisi. Fokus kajian ini adalah karakteristik batuan yang termasuk dalam Formasi Wonocolo, Ledok, dan Mundu yang secara stratigrafi menyusun urutan utama batuan sedimen di wilayah ini.
Secara regional, zona Blora–Jiken merupakan bagian dari zona Rembang Cekungan Jawa Timur bagian utara dan tersusun atas beberapa formasi utama: Tambakromo, Selorejo, Mundu, Ledok, dan Wonocolo. Struktur yang berkembang berupa lipatan antiklin dan sinklin, serta sesar geser dan normal, dengan sebaran batuan yang mencerminkan siklus sedimentasi laut dangkal hingga laut dalam pada Miosen hingga Pliosen. Kegiatan eksplorasi minyak di Blora sudah dilakukan sejak era kolonial Belanda dan masih berlanjut secara tradisional maupun modern hingga kini.
Formasi Wonocolo tersusun dari batuan napal, napal berlempung, serta napal berpasir yang kaya fosil plankton foraminifera, dengan sisipan kalkarenit setebal 5–20cm. Rasio foraminifera planktonik-bentonik pada formasi ini antara 60–80%, menandakan lingkungan pengendapan laut terbuka pada kedalaman 100–500m (batimetri neritik luar hingga batial atas). Dominasi napal membuat lapisan ini bersifat cukup kedap, dengan sifat mekanik yang lempung hingga pasir. Sisipan kalkarenit berperan sebagai reservoir hidrokarbon, sementara napal menjadi batuan induk dan batuan penutup. Formasi ini merupakan lapisan yang relatif tua dan tersingkap baik di Blora, menempati bagian bawah stratigrafi utama Zona Rembang.
Pada Formasi Ledok terdiri atas perselingan kalkarenit (batugamping berpasir), batu pasir, dan napal. Kalkarenit Ledok umumnya berbutir kasar hingga halus, berwarna abu, dengan fosil foraminifera sebagai salah satu penunjuk umur dan lingkungan pengendapan. Struktur batuannya masif, dengan tekstur packstone-wackestone, berpori, dan kadang tersisipkan lapisan bentonite hasil alterasi. Endapan Ledok diinterpretasikan sebagai lingkungan laut dangkal transisi, dengan sifat fisik batugamping yang cukup kompak dan berpotensi sebagai reservoir batuan minyak dan gas. Di beberapa tempat di Blora dan Bojonegoro, batuan ini menjadi sumber bentonite dan dapat dimanfaatkan untuk kerajinan serta industri pelengkap pembangunan.
Selanjutnya Formasi Mundu Formasi Mundu didominasi oleh napal masif kaya akan fosil foraminifera planktonik, tanpa struktur lapisan yang jelas alias massive marl. Bagian atas formasi ini biasanya terdapat batugamping berpasir. Napal Mundu berwarna abu-abu terang hingga kelabu, teksturnya halus, agak kompak, dan mudah tererosi. Beberapa bagian mengandung batugamping berpasir—kaya fosil, terutama pada zona transisi atas. Lingkungan pengendapan berupa laut dangkal hingga menengah, mendukung pengawetan mikrofauna laut. Selain sebagai batuan penutup dan bagian sistem petroleum, satuan napal Mundu juga berperan dalam mengontrol pergerakan air tanah di bawah permukaan.
Urutan satuan litostratigrafi dari tertua ke termuda di daerah Wonocolo–Blora adalah satuan napal-pasiran Wonocolo (Miosen Tengah–Akhir), satuan kalkarenit Ledok (Miosen Akhir–Pliosen Awal), dan satuan napal Mundu (Pliosen Awal–Akhir). Semua satuan ini diendapkan akibat pengaruh transgresi-regresi yang dikontrol tektonik dan perubahan muka laut, membentuk lingkungan sedimen bervariasi dari laut dalam ke dangkal.
Pemetaan geologi mandiri di Jiken, Blora, menghasilkan pengenalan detail satuan batuan di lapangan—baik dari deskripsi singkapan, pengambilan sampel, hingga interpretasi data geofisika magnetotellurik. Batuan Formasi Wonocolo dan Mundu mudah diidentifikasi dari napal masifnya, sedang Formasi Ledok ditandai dengan lapisan kalkarenit dan kemas batugamping yang masif. Identifikasi jenis litofasies, sortasi butir, struktur sedimen, dan mineralogi sangat penting untuk mendukung prediksi keberadaan hidrokarbon serta potensi ekonomi lokal.
Karakteristik batuan dari Formasi Wonocolo, Ledok, dan Mundu di Kecamatan Jiken, Blora, memperlihatkan hubungan erat antara pola sedimentasi, evolusi tektonik, dan potensi sumber daya alam kawasan. Basis data lapangan 2025 menjadikan wilayah ini sebagai laboratorium alam yang kaya sekaligus lahan strategi edukasi geologi, konservasi, dan pengembangan ekonomi masyarakat berbasis geoheritage dan sumber daya berkelanjutan.
Humas Departemen | Oktober 2025