Mengulik Potensi Geowisata Yang Kurang Terekspos di Daerah Tinapan, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah

Penulis: Alya Ramadhani

 

Kegiatan Pemetaan di Daerah Tinapan

Pemetaan Geologi merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan data dari suatu wilayah yang dipetakan dengan tujuan untuk memahami bagaimana distribusi batuannya, kehadiran struktur geologi, sejarah geologi yang membentuknya dan proses-proses geologi yang terjadi maupun proses yang masih berlangsung hingga saat ini. Daerah Pemetaan Geologi Kaveling 126 berlokasi di Kecamatan Todanan, Kecamatan Ngaringan dan sekitarnya, Kabupaten Blora dan Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi pemetaan Kaveling 126 secara fisiografis terletak dalam Zona Rembang dan  terdiri dari pegunungan lipatan berbentuk Antiklinorium yang memanjang ke arah Barat – Timur, dari Kota Purwodadi melalui Blora, Jatirogo, Tuban sampai Pulau Madura. Lokasi penelitian mencakup wilayah sebesar 4 x 5 km dengan metode penelitian yang digunakan adalah pemetaan atas permukaan yang kemudian dilanjutkan dengan analisis paleontologi, petrografi, stratigrafi dan struktur geologi.

Dalam kegiatan pemetaan terdapat beberapa proses dan tahapan dimulai dari tahapan persiapan, eksekusi hingga tahap analisis data dan penyusunan laporan.

  1. Tahapan persiapan

Pembuatan peta topografi, peta pola penyaluran sungai, peta geomorfologi, peta geologi tentatif serta peta rencana lintasan sebagai turunan dari data citra satelit, digunakan dalam membantu intepretasi awal serta mengenali karakteristik dari wilayah penelitian sebagai dasar yang selanjutnya digunakan dalam tahap utama, yakni tahap pengumpulan data lapangan.

  1. Tahapan Utama (Tahapan Eksekusi)

Tahapan utama berupa pemetaan dilakukan menggunakan metode pemetaan permukaan atau surface mapping. Dengan memetakan kondisi geologi suatu wilayah dengan mengamati singkapan batuan secara langsung yang berada di atas permukaan. Metode ini meliputi observasi, deskripsi, pengukuran data lapangan seperti stratigrafi, geomorfologi dan struktur geologi, serta sampling batuan.

  1. Tahapan Analisis Data

        Data lapangan yang telah didapat kemudian diolah menggunakan analisis petrografi dan paleontologi untuk membantu dalam memahami komposisi mineral dari batuan serta penentuan umur dan lingkungan pengendapan dari satuan batuan berdasarkan fosil bentonik dan plantonik yang didapat.

  1. Tahapan Penyusunan Laporan

        Data hasil pengambilan dari lapangan dan analisis selanjutnya akan disusun dalam bentuk laporan, sehingga menghasilkan peta geologi, geomorfologi dan struktur geologi yang kemudian diintepretasikan kembali untuk memberikan gambaran mengenai proses geologi yang terjadi dan terbentuk yang terukir dalam poster.

Fitur Geologi Lokal

Daerah penelitian memiliki banyak sekali situs geologi yang memungkinkan untuk dikembangkan menjadi geowisata. Daerah yang didominasi oleh batu gamping sebagai penyusun batuannya ini memungkinkan daerah Tinapan banyak ditemui gua hasil dari presipitasi dan karstifikasi batu gamping yang membentuk rongga dalam batuan. Di daerah penelitian terdapat satu gua yang terkenal yakni, Goa Terawangan yang menyajikan keindahan dinding dalam gua yang dihiasi stalaktit dan stalakmit, serta fasilitas seperti cafe dalam gua yang sangat menarik untuk dikunjungi. Namun, dibalik ketenaran Goa Terawangan, terdapat satu gua yang jarang terkekspos keindahannya, yakni Goa Kidang. Goa ini masih jarang dijamah oleh manusia padahal gua ini menyimpan keunikan dan sejarah arkeologi yang besar. Kerangka remaja berusia 14-19 tahun itu ditemukan meringkuk di kedalaman 80 sentimeter di dalam Goa. Dari hasil uji karbon oleh tim Balai Arkeolog Yogyakarta, usia kerangka itu diperkirakan 7.770-9.600 tahun. Penemuan kerangka tersebut menegaskan keberadaan manusia prasejarah yang pernah menghuni goa-goa di pegunungan karst pada zaman Holosen (9560-9300 SM).

Dengan demikian, kawasan Goa Kidang sangat cocok dijadikan sebagai laboratorium alam untuk mempelajari geologi, arkeologi, dan ekosistem goa. Jika dikembangkan dengan baik, goa ini dapat menjadi destinasi edukasi bagi pelajar, mahasiswa, dan peneliti. Goa Kidang ini memiliki potensi geowisata yang luar biasa, mulai dari keindahan alam, nilai sejarah, hingga potensi edukasinya. Namun, untuk mengoptimalkan potensi ini, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait dalam pengembangan infrastruktur dan promosi. Dengan upaya yang tepat, Goa Kidang dapat menjadi area geowisata, tetapi belum dikelola secara maksimal. Jika pemerintah daerah, akademisi, dan komunitas peduli geowisata berkolaborasi, goa ini bisa menjadi salah satu icon geowisata Jawa Tengah yang menarik minat peneliti dan wisatawan dan menjadi salah satu destinasi unggulan di Jawa Tengah yang menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Kontribusi Kegiatan Pemetaan terhadap Kebutuhan Lokal

  • Kegiatan pemetaan ini dapat memberikan kontribusi terhadap kebutuhan masyarakat lokal dalam bidang mitigasi bencana geologi seperti gerakan massa dengan tipe rockfall dan rockslide,
  • Pelestarian lingkungan melalui data pemetaan untuk menjaga kelestarian ekosistem karst, seperti mengontrol eksploitasi batugamping yang berlebihan,
  • Penguatan kelembagaan dan kebijakan lokal melalui penggunaan Data pemetaan dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerahdalam menyusun regulasi perlindungan kawasan karst. Bisa digunakan untuk mengajukan status kawasan cagar alam atau geosite ke tingkat provinsi/nasional, sehingga mendapat pendanaan lebih besar
  • Penguatan basis data untuk perencanaan wisata, Pemetaan detail kawasan Goa Kidang (topografi, sebaran batuan, jalur goa, dan titik-titik menarik) membantu pemerintah dalam merencanakan pembangunan infrastruktur seperti jalan akses, tempat informasi, dan fasilitas pendukung. Data geospasial juga berguna untuk menentukan zonasi wisata, seperti area konservasi, area eksplorasi, dan zona aman pengunjung

 

Humas Departemen | Oktober 2025