Penulis: Maura Fidelia Putri Calista
Kegiatan Pemetaan Geologi Mandiri 2025 yang saya lakukan berlokasi di daerah Kavling Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Aktivitas lapangan dimulai dengan orientasi medan, pengukuran struktur, dan pencatatan litologi pada lintasan sistematis. Kami juga melakukan pengambilan data geomorfologi, penampang stratigrafi, serta pemetaan satuan batuan yang tersebar di area kavling. Selain kegiatan teknis, kerja sama tim dan adaptasi terhadap kondisi medan jalanan di daerah Tambakselo menjadi tantangan sekaligus pelajaran penting selama pemetaan berlangsung.
Sebelum melakukan pemetaan pada tanggal 1 Juli 2025, kami kelompok ”Ayam Betutu” melakukan survei lokasi terlebih dahulu. Survei lokasi kami lakukan pada tanggal 24 April 2025, dalam kesempatan tersebut kami melakukan pengamatan medan sekitar area pemetaan, sekaligus menyelesaikan beberapa hal terkait dengan perizinan terhadap pemerintahan setempat. Kedatangan kami pertama kali di Kantor Kecamatan Wirosari disambut baik oleh perangkat setempat. Begitu pula dengan perangkat Desa Dokoro tempat dimana kami akan tinggal sementara selama ± 20 hari nantinya. Kedatangan kami disambut begitu hangat. Setelah berbincang serta menyampaikan tujuan serta rencana kegiatan kami selama berada di desa tersebut akhirnya kami mendapatkan izin untuk melakukan pemetaan di daerah tersebut.
Namun, terlepas dari hal tersebut kami mengalami kendala pada saat akan mencari ”Pondokan”, sebutan yang biasa kami gunakan untuk tempat tinggal sementara kami. Sudah menjadi sebuah tradisi bahwa Pemetaan Geologi Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada tidak hanya melulu tentang teknis akademis, namun kami juga dilatih untuk mengembangkan cara berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan warga setempat di daerah pemetaan kami. Selama melakukan pemetaan, biasanya mahasiswa Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada akan tinggal menumpang di salah satu rumah warga atau dapat juga menggunakan fasilitas desa setempat, seperti Balai Desa atau Kantor Desa. Setelah cukup kesulitan dalam menemukan pondokan, akhirnya kami bertemu dengan salah satu Ketua RT di desa setempat, hingga pada akhirnya kami diberikan izin untuk menggunakan salah satu rumah kosong yang berada tidak jauh dari rumah Ketua RT tersebut.

Setelah menyelesaikan Kuliah Lapangan Bayat, kelompok ”Ayam Betutu” memutuskan untuk berangkat menuju Desa Dokoro pada tanggal 1 Juli 2025. Kami berangkat pukul 08.00 WIB dari Fakultas Tenik UGM menggunakan sepeda motor, sedangkan barang dan perlengkapan kami diangkut menggunakan pick up. Perjalanan memakan waktu ± 4 jam, sehingga kami tiba di Desa Dokoro pukul 11.30 WIB. Pada hari tersebut kami melakukan persiapan dan mengurus perizinan, sehingga kegiatan lapangan untuk pemetaan kami mulai pada tanggal 2 Juli 2025.
Area kavling ini memiliki beberapa fitur geologi lokal yang menarik. Salah satunya adalah keberadaan air terjun yang dikenal warga setempat sebagai Air Terjun Widuri. Selain itu, ditemukan beberapa singkapan batuan sedimen berlapis di beberapa titik. Hal unik lain yang kami temukan pada area kavling tersebut adalah keberadaan mata air yang membuat warga setempat tidak perlu membayar air dan dapat langsung menggunakan mata air sebagai sumber penggunaan sehari-hari. Sungai yang berada pada area kavling selalu jernih dan bersih, oleh karena itu masih dapat ditemukan banyak satwa atau hewan pada area kavling ini karena keasrian wilayahnya. Kami masih dapat menemukan ikan dengan mudah pada setiap sungai, termasuk juga tupai maupun serangga berukuran besar di dalam hutan. Keberagaman pada kavling ini menambah nilai ilmiah kawasan dan membuka kemungkinan potensi geowisata edukatif.
Hal yang tidak kalah menarik adalah ditemukannya fosil-fosil terumbu yang begitu jelas sehingga mengindikasikan bahwa kemungkinan besar daerah tersebut dulunya merupakan laut. Kelompok ”Ayam Betutu” bersama dosen pembimbing kami, yaitu Bapak Saptono Budi Samodra, S.T., M.Sc. melakukan pengamatan pada salah satu singkapan yang mengindikasikan sebuah morfologi talus, sehingga kami dapat melihat keberadaan koral dengan sangat jelas. Sedangkan pada titik Air Terjun Widuri kami menemukan keberadaan kontak litologi antara Batupasir dengan Batugamping, keberadaan Batugamping di bagian atas air terjun menyebabkan terbentuknya Travertine di sekitar area air terjun.

Setelah melalui banyak hal pada proses pemetaan di area kavling tersebut, pada akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas pemetaan selama 16 hari. Banyak sekali pengalaman baru yang kami dapat selama melakukan pemetaan, seperti melewati medan ekstrim pada saat melakukan mapping, bertemu hewan buas, cedera dan jatuh pada saat pemetaan, serta banyak hal lainnya yang pastinya tidak akan terlupakan. Melalui pemetaan ini, kami berharap hasil pemetaan dapat menjadi referensi awal dalam pengembangan potensi geologi lokal, baik untuk kebutuhan akademik maupun pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Informasi tentang struktur geologi, arah sebaran batuan, dan fitur hidrogeologi lokal juga berkontribusi penting untuk perencanaan konservasi air dan mitigasi risiko bencana, mengingat wilayah ini cukup rentan terhadap kekeringan dan longsor.
Terlepas dari hal-hal yang telah kami lewati selama melakukan pemetaan mandiri di daerah Kecamatan Wirosari tersebut, saya pribadi mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada banyak pihak yang telah turut mendukung kelancaran kegiatan ini. Pertama saya mengucapkan terimakasih kepada orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan juga menjadi penyemangat bagi saya untuk menyelesaikan pemetaan mandiri 2025 tersebut. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman kelompok ”Ayam Betutu” yang telah membersamai perjalanan serta persiapan pemetaan mandiri ini selama kurang lebih 1 semester. Selain itu, saya mengucapkan terimakasih juga kepada para ”Porter”, sebutan bagi teman-teman yang turut luar biasa membantu kami selama pemetaan, mereka merupakan mahasiswa Teknik Geologi UGM angkatan 2024 yang dengan semangat turut membantu kami selama berada di Desa Dokoro. Tentunya keberadaan mereka membawa suasana baru di ”Pondokan” kami, banyak sekali kenangan bersama mereka yang sangat seru dan pastinya tidak akan saya lupakan dalam perjalanan kuliah saya.
Terimakasih yang selanjutnya saya ucapkan kepada dosen pembimbing kami yaitu Bapak Saptono Budi Samodra, S.T., M.Sc. yang dengan sangat luar biasa memberikan wawasan, pesan, dan juga saran untuk hasil pemetaan kami yang dapat maksimal nantinya. Terakhir, saya mengucapkan terimakasih banyak untuk warga dan perangkat Desa Dokoro yang telah menerima kehadiran kami dengan sangat hangat, sehingga kami merasa memiliki keluarga baru selama berada di desa tersebut. Banyak sekali kebaikan yang diberikan oleh warga setempat yang tidak dapat saya lupakan dan akan menjadi sebuah kenangan manis untuk perjalanan Pemetaan Mandiri 2025 ini. Dengan seluruh dukungan dari banyak pihak tersebut akhirnya saya dapat menyelesaikan Pemetaan Mandiri Zona Rembang 2025.
Terimakasih banyak untuk segala kenangannya Zona Rembang.



Humas Departemen | September 2025