Pemetaan Geologi Daerah Tingkis dan Sekitarnya, Singgahan, Kabupaten Tuban

Penulis : Adelina Febria Kinanthi

 

Pemetaan Geologi merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program Studi Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Pemetaan Geologi diadakan pada semester 5 dengan peserta tahun ini adalah mahasiswa angkatan 2023. Pemetaan Geologi menitikberatkan pada pengambilan dan pengolahan data lapangan pada area yang telah ditentukan sebelumnya. Pengambilan data dilakukan dengan cara surface mapping dan sampling yang telah dilaksanakan pada bulan Juli. Data dan sampel tersebut kemudian diolah dan dianalisis pada laboratorium pada bulan Agustus – September. Dari hasil pengolahan dan analisis data, disusunlah Laporan Pemetaan Geologi serta Poster yang kemudian dipresentasikan dan dipamerkan kepada dosen dan mahasiswa Teknik Geologi.

Kavling yang dipetakan merupakan kavling dengan nomor 92 yang secara administratif terletak pada Desa Mulyoagung, Desa Tingkis, Desa Guwoterus, Desa Mulyorejo, dan Desa Nguluhan, Kecamatan Singgahan dan Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. Kavling 92 termasuk dalam Zona Antiklinorium Rembang yang melampar arah timur – barat sepanjang Pulau Jawa bagian utara dimulai dari Purwodadi hingga Pulau Madura. Pemetaan dilakukan dengan mengamati kondisi lapangan, meliputi persebaran litologi, pola aliran sungai, strukur geologi, serta morfologi dari kavling pemetaan. Sebelum dilakukan pemetaan secara langsung, dilakukan penginderaan jauh dengan mengamati data sekunder seperti DEM dan Peta Geologi Regional untuk menentukan litologi dan morfologi berdasarkan tekstur pada DEM.

Litologi yang dijumpai pada kavling 92 selama pemetaan didominasi oleh batugamping dengan jenis yang beragam, seperti packstone dan wackestone. Packstone dan wackestone umum dijumpai pada area yang memiliki morfologi berupa perbukitan. Pada area ini, masyarakat banyak memanfaatkan lahan berbatu sebagai ladang jagung karena kebutuhan jagung terhadap air relatif rendah dan di area tersebut mata air cukup jarang dijumpai. Selain itu, dijumpai pula litologi berupa batupasir karbonatan, batulanau karbonatan, hingga endapan lanau yang kemudian dimanfaatkan sebagai pemukiman warga serta sawah padi. Pada area dominan batupasir karbonatan, batulanau karbonatan, dan endapan lanau, terdapat sungai-sungai yang masih mengalirkan air sehingga dapat dimanfaatkan sebagai irigasi sawah padi milik masyarakat yang membutuhkan cukup banyak air. Struktur geologi yang berkembang pada kavling 92 berupa sesar geser yang melintang arah barat laut – tenggara. Keberadaan struktur geologi ini tidak terlalu berpengaruh terhadap persebaran litologi di lapangan. Orientasi pelamparan litologi didominasi arah tenggara (strike N 120 E hingga N 160 E dan dip 6 – 15°) dan arah barat laut (strike N 280 E hingga N 345 E dan dip relatif landai (<10°)).

Pemetaan Geologi memberikan banyak manfaat bagi banyak pihak. Bagi mahasiswa, Pemetaan Geologi dapat digunakan untuk mengasah dan menerapkan ilmu kegeologian yang telah didapatkan selama perkuliahan serta dapat meningkatkan pengetahuan terhadap kondisi geologi di Indonesia, terutama di kavling pemetaan masing-masing. Bagi masyarakat umum, jika hasil pemetaan kemudian dipublikasikan, maka masyarakat dapat memanfaatkan batuan sesuai dengan karakteristik masing-masing, misalnya membuat bata ringan berbahan baku wackestone. Pemanfaatan batuan ini diharapkan dapat meningkatkan taraf kesejahteraan hidup masyarakat sekitar. Bagi peneliti, hasil Pemetaan Geologi dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada area pemetaan, untuk memetakan potensi-potensi ekonomis lain yang belum terungkap. Bagi pemerintah, hasil Pemetaan Geologi dapat digunakan untuk menentukan langkah terbaik pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menyangkut kehidupan masyarakat, seperti memastikan kelangsungan air bersih bagi masyarakat, memetakan daerah dengan potensi positif (mata air) maupun potensi negatif (longsor), serta menyiapkan dukungan bagi para petani dan pemilik ladang seperti pengadaan akses jalan yang memadai di ladang.

 

Humas Departemen | September 2025