Zona Rembang Cukup Untuk Dikenang

Penulis: Gabriella Hardinsti Sitorus

 

Pemetaan dilakukan secara individu berdasarkan kavling undian yang telah diperoleh sebelumnya, dengan luas masing-masing 4 × 5 km. Kegiatan pemetaan mandiri ini berlokasi di Desa Ketringan–Jlodro dan sekitarnya, Kecamatan Jiken–Kenduruan, Kabupaten Blora–Tuban, Provinsi Jawa Tengah–Jawa Timur. Wilayah ini termasuk dalam Zona Rembang yang didominasi oleh batuan sedimen berumur Tersier. Kegiatan pemetaan berlangsung hampir satu bulan, yaitu dari tanggal 30 Juni hingga 26 Juli 2025. Selama kegiatan lapangan, mahasiswa melakukan berbagai aktivitas seperti mengidentifikasi persebaran batuan, menentukan jenis serta kontak antar batuan yang terdapat di daerah tersebut, dan menafsirkan batas penyebaran jenis batuan di lapangan. Selain itu, mahasiswa juga berusaha menemukan struktur geologi yang berkembang di lokasi pemetaan, seperti patahan maupun lipatan. Seluruh data yang diperoleh kemudian diolah dan disusun menjadi sebuah peta akhir yang disebut Peta Geologi. Selain itu, karena kegiatan pemetaan dilakukan di sekitar pemukiman warga, para mahasiswa dapat berinteraksi dengan baik bersama masyarakat desa. Warga menyambut kami, para mahasiswa, dengan senyuman hangat saat melintas di jalanan desa. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri karena mempermudah kami dalam mencari akses menuju lokasi titik pemetaan.

Secara umum, fitur geologi lokal yang dapat dijumpai pada daerah kavling 40 ini menunjukkan perkembangan sedimen dari laut dalam hingga laut dangkal, bahkan ke lingkungan transisi darat–laut. Umum ditemukan adanya perbukitan, sungai, lembah, dan struktur geologi seperti patahan, lipatan, maupun struktur sedimen primer seperti perlapisan pada singkapan batuan. Untuk menemukan struktur yang ingin dicari, mahasiswa (saya) diharuskan untuk melakukan tracking dengan berjalan kaki dengan jarak yang tidak dapat dipastikan dikarenakan jika tetap kekeh menggunakan kendaraan roda dua maka tidak akan mungkin mendapatkan singkapan yang diharapkan (ya walaupun tetap saja tidak sesuai harapan). Penarikan struktur lipatan antiklin dilakukan dengan menggunakan data strike dip yang ada ditemukan saat pengambilan data di lapangan karena tidak menemukan adanya sumbu/sayap/maupun tubuh antiklin yang secara data sekunder diketahui. Ditemukan juga adanya patahan berupa sesar yang tidak dominasi (minor).

Kegiatan pemetaan geologi yang dilakukan di area ini tidak hanya memberikan pemahaman mengenai kondisi geologi lokal, tetapi juga memiliki kontribusi terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Dengan melakukan pemetaan ini, mahasiswa dan warga semakin mengetahui potensi sumber daya alam yang ada di desanya seperti mineral ataupun batugamping yang dapat teridentifikasi dan dikelola secara lebih berkelanjutan. Selain itu, dengan memahami informasi geologi seperti struktur dan jenis batuannya dapat membantu dalam upaya mitigasi bencana dengan mengenali kerentanan kawasan terhadap erosi atau gerakan tanah. Dari sisi pengembangan potensi wisata geologi pada wilayah tersebut, keberadaan singkapan batuan yang khas berpotensi dikembangkan sebagai objek geowisata edukatif, yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai ekonomi lokal. Selain itu terdapat adanya perbukitan yang dapat dikelola warga setempat dan menjadikan wilayah tersebut menjadi tempat wisata bagi para pengunjung yang ingin datang untuk melihat keindahan dari atas ketinggian kontur tertentu.

 

Humas Departemen | Oktober 2025